7 Ciri-ciri Perfeksionis Maladaptif, Cenderung Berlebihan!

Keinginan agar segala sesuatunya berjalan dengan sempurna, merupakan salah satu ambisi dari mereka yang perfeksionis. Perfeksionis sendiri terbagi menjadi dua, yaitu adaptif dan maladaptif. Jika perfeksionis adaptif termasuk sifat yang sehat dan terarah, berbeda dengan maladaptif yang cenderung berlebihan sehingga menimbulkan berbagai risiko.
Sifat perfeksionis tentu banyak mendatangkan hal positif, jika diterapkan dengan baik dan sesuai porsi dari kemampuan diri. Namun, jika tahap perfeksionis sudah berada di level maladaptif, maka kamu perlu hati-hati, mengingat banyak risiko yang mengintai. Salah satunya gangguan mental serta kesehatan fisik yang tidak boleh diabaikan.
Kecenderungan dari orang yang perfeksionis, yaitu menetapkan standar tinggi pada diri sendiri sehingga selalu memforsir tubuh bekerja lebih maksimal. Standar tersebut bukan hanya untuk mereka sendiri, tetapi juga orang di sekitarnya. Berkat sifat yang diterapkannya, kecenderungan untuk mengkritik pun cukup tinggi.
Pasalnya mereka selalu menuntuk kesempurnaan di tiap situasi atau kegiatan yang sedang dilakukan. Ingin tahu, apa saja ciri-cirinya? Berikut ulasannya.
1. Fokus pada kesalahan sebelumnya
Bagi mereka yang selalu menginginkan kesempurnaan, kesalahan adalah hal yang tidak bisa ditolerir. Apabila hal ini terjadi pada dirinya, mereka kerap hanya fokus pada kesalahan lampau. Rasa tidak puas akan diri sendiri akan terus berlanjut dan sulit untuk dilupakan.
Membuat banyak di antaranya yang mengalami down, stres hingga kecewa pada diri sendiri. Tidak jarang karena kesalahan kecil, mereka menganggap dirinya tidak kompeten dan buruk dalam bidang tersebut. Kesalahan masa lalu pun akan terasa membekas bahkan meninggalkan kenangan buruk.
Baca Juga:
2. Tidak percaya diri
Pernah mengalami sebuah kegagalan bisa berdampak buruk bagi seorang perfeksionis. Pasalnya karena hal tersebut, mereka menjadi orang yang tidak percaya diri. Terlebih lagi untuk menunjukan bakat serta kemampuan di depan orang lain, membuat rasa insecure pun lebih sering mendominasinya.
Apalagi jika mereka berada di lingkungan yang tidak terlalu mendukung. Rasa percaya diri pun akan sulit untuk ditingkatkan. Kurangnya keyakinan inilah yang membuatnya jadi pribadi yang selalu meremehkan diri sendiri, bahkan jarang mengapresiasi kinerja yang dilakukannya.
3. Terus membandingkan diri dengan orang lain
Pepatah yang mengatakan rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri, adalah pepatah yang tepat untuk mereka suka membandingkan dirinya dengan orang lain. Selalu membandingkan setiap pencapaian dengan orang lain tentu bukan hal yang baik. Bisa dibilang itu menjadi salah satu habbit bagi sebagian orang.
Nah, itulah kira-kira yang selalu dilakukan oleh mereka yang menuntut kesempurnaan dalam berbagai hal. Pekerjaan atau kegiatan apa pun hasilnya akan selalu mereka bandingkan dengan hasil kerja orang lain. Dengan begitu, sulit memberikan kata puas pada diri seorang perfeksionis.
4. Tidak yakin dengan usaha yang dilakukan
Dampak lainnya yang dihadapi oleh mereka si perfeksionis dalam kehidupan, yaitu kurang yakin dengan usaha yang dilakukannya. Terselip keraguan atas segala perbuatan yang dikerjakannya, sekalipun sudah ada yang mempercayai. Tidak mudah untuk mereka puas akan hasil kerja kerasnya sendiri.
Banyak sekali pertimbangan yang membuatnya bimbang dan sulit dalam memutuskan sesuatu. Hal ini tentu di karenakan kebiasaan dalam menghadirkan kesempurnaan dalam setiap kondisi dan situasi. Kepuasan bisa hadir, apabila hal yang dikerjakannya sukses dan mendapat pengakuan dari orang sekitarnya.
5. Takut akan kesalahan
Mempunyai kebiasaan merencanakan sesuatu dengan baik, membuat dorongan untuk menerima kegagalan atau melakukan kesalahan adalah hukuman. Seorang perfeksionis terlalu takut untuk mengahadapi hal yang tidak sesuai dengan rencananya. Apalagi jika hal tersebut jauh dari ekspektasi yang dibayangkan.
6. Merasa terbebani dengan ekspektasi orang lain
Selalu memberikan yang terbaik dengan bekerja secara optimal tentu membuat penilaian lingkungan pun cenderung tinggi. Kamu yang terbiasa melakukan semuanya dengan baik, biasanya kesulitan dalam menerima penilaian orang terhadap dirinya yang sempurna. Hal ini mengakibatkan apa pun itu harus berhasil dan sesuai ekspektasi banyak orang.
Banyaknya pujian hingga harapan yang tinggi pada seseorang yang perfeksionis ternyata mempengaruhi mentalnya. Ketakutan akan sebuah kegagalan pun menjadi masalah besar yang sering mereka alami. Membuat banyak di antara mereka yang kerap mengalami stres berlebih.
Baca Juga:
7. Merasa selalu dituntut sempurna
Menjadi orang yang teratur dengan prinsip selalu memberikan kesan sempurna, membuat tekanan kepada diri sendiri sangat besar. Ada tuntutan disertai harapan orang-orang di sekitar yang membuatnya tidak nyaman. Dengan begitu, segala kemampuan dan upaya optimal selalu mereka usahakan agar hasilnya memenuhi harapan semua orang.
Sulit bukan menjalani kehidupan sebagai seorang perfeksionis maladaptif? Meskipun mempunyai banyak kelebihan bukan berarti semuanya bisa berjalan dengan baik. Oleh sebab itu, ada baiknya untuk sedikit longgar terhadap diri sendiri, sehingga tidak terlalu terbebani dalam menjalani hidup.
Baca Juga: Memiliki Kepribadian Koleris, 8 Tanda Kamu Seorang Leadership Sejati!
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.