5 Jalur Utama Masuknya Islam ke Nusantara, Dari Perdagangan Hingga Akulturasi Budaya

Masuknya Islam ke nusantara adalah proses sejarah yang kompleks dan terjadi melalui berbagai jalur. Ada beberapa teori mengenai bagaimana Islam menyebar di Nusantara, dan umumnya para sejarawan sepakat bahwa proses ini tidak tunggal, melainkan melalui beberapa jalur.
Menurut para sejarawan, pada abad ke-13 Masehi islam sudah masuk ke nusantara yang dibawa oleh para pedagang muslim. Namun untuk lebih pastinya para ahli masih terdapat perbedaan pendapat dari para sejarawan.
Masuknya islam di Indonesia berlangsung secara damai dan menyesuaikan dengan adat serta istiadat penduduk lokal. Ajaran islam yang tidak mengenal perbedaan kasta membuat ajaran ini sangat diterima penduduk lokal. Proses masuknya islam ke nusantara, dilakukan melalui cara berikut ini.
1. Perdagangan
Para pedagang muslim yang berasal dari Arab, Persia, dan India telah ikut ambil bagian dalam lalu lintas perdagangan yang menghubungkan Asia Barat, Asia Timur, dan Asia Tenggara pada abad ke-7 sampai abad ke 16.
Para pedagang muslim itu akhirnya singgah juga di Indonesia, dan ternyata yang mereka lakukan bukan hanya berdagang, tetapi juga berdakwah dan menyebarkan agama Islam.
Saat berdagang mereka menunjukan pribadi muslim yang baik, berbudi luhur, jujur, amanah, dan dapat dipercaya. Hal tersebut menjadi daya tarik yang utama sehingga banyak orang yang sukarela masuk Islam tanpa paksaan.
Baca Juga:
2. Hubungan Sosial
Para da’i (pendakwah) yang menyebarkan Islam di nusantara ternyata tidak hanya aktif berdagang, merekapun aktif dalam kegiatan sosial yang ada di lingkungan mereka tinggal, bahkan sebagain dari mereka ada yang menetap di lingkungan tersebut karena mereka menikah
dengan penduduk setempat.
Banyak hal yang dilakukan para da’i dalam kegiatan kemasyarakatan, merekapun mengajarkan tentang persamaan hak tidak ada perbedaan satu sama lainnya karena kemuliaan manusia tidak ditentukan oleh kasta kecuali karena ketaqwaannya kepada Allah.
Islam mengajarkan agar umatnya saling membantu, yang kaya membantu yang miskin, yang kuat membantu yang lemah, dan sebagainya. Sehingga dengan ajaran ini menyebabkan Islam semakin mudah diterima masyarakat karena ajarannya sangat luhur.
3. Pendidikan
Ajaran Nabi Muhammad SAW. Tentang “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat”, menjadi motivator para da’i Islam pada saat itu untuk semakin bersemangat menyempaikan ajaran Islam.
Disetiap kesempatan para da’i menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat sekitar melalui pendidikan dan pengajaran dengan menggunakan musala, rumah salah seorang warga, bahkan tempat terbuka seperti di bawah pohon rindang sebagai tempat untuk menyampaikan dakwahnya.
Para da’i penyebar agama Islam ini bukanlah pedagang, melainkan murni menjalankan misi untuk membawa ajaran Islam ke wilayah baru yang belum tersentuh Islam. Dalam praktiknya, mereka dipandu oleh para pedagang.
Jalur pendidikan ini memegang peranan yang cukup penting. Sebab, melalui dakwah Islam yang semula dikenal di pantai-pantai sepanjang jalur perdagangan, akhirnya bisa berkembang luas hingga ke pulau-pulau Indonesia bagian timur.
4. Pernikahan
Islam masuk ke Indonesia salah satunya berkat pernikahan. Jalur pernikahan ini ditempuh para ulama sekitar abad ke-11 hingga ke-13 M. Para saudagar muslim dari Gujarat, Arab, Benggala, dan lainnya menikah dengan orang Indonesia.
Umumnya saudagar yang menikah adalah orang-orang kaya dan terpandang. Sehingga, para putra-putri raja yang akan dipersunting harus masuk Islam terlebih dahulu. Jalur ini memiliki andil besar dalam proses masuknya Islam ke nusantara.
Baca Juga:
5. Akulturasi Budaya
Masuknya islam ke nusantara tak luput dari peran akulturasi budaya yang dilakukan oleh para da’i. Hal ini terjadi sekitar abad ke-12 hingga ke-14 M.
Para da’i memberikan kesan kepada masyarakat bahwa Islam sesuai dan tidak bertentangan dengan budaya mereka, sehingga mereka memeluk Islam dengan sukarela. Cara dakwah ini dilakukan oleh Walisongo atau sembilan wali penyebar Islam di Jawa.
Akulturasi budaya sudah berlangsung sebelum masuknya Islam, yakni akulturasi antara kebudayaan Indonesia dan Hindu. Kemudian akulturasi terjadi lagi setelah agama Islam masuk bersama nilai-nilai kebudayaannya. Salah satu media penyebar agama Islam melalui kebudayaan adalah wayang.
Baca Juga: Rekam Jejak 10 Masjid Tertua di Indonesia, Saksi Bisu Sejarah Islam di Nusantara


















