Siapa yang tak mengenal Susi Susanti? Begitu mendengar namanya, hal yang terpintas adalah prestasi dan kelihaiannya dalam olahraga badminton. Susi Susanti adalah atlet Badminton Tunggal Putri pada tahun 1990-an yang mempunyai segudang prestasi untuk negara Indonesia.
Salah satu prestasinya yang membawa nama Indonesia ke kancah internasional adalah saat memenangkan medali emas di Olimpiade Barcelona pada tahun 1992, hal ini sekaligus menjadi pertama kalinya Indonesia memenangkan medali emas.
Tentunya untuk berprestasi dalam badminton bukanlah hal yang mudah bagi seorang Susi Susanti, untuk meraih hal tersebut Susi yang berasal dari Tasikmalaya ini terus berlatih tanpa pantang menyerah, selalu bisa memahami kekurangan dan memperbaiki kekurangannya saat bermain badminton.
Menarik ya, lalu ada fakta menarik apa lagi dari seorang legenda badminton ini? Yuk, kupas tuntas beberapa fakta tentang Susi Susanti.
1. Menyukai badminton sejak dini
Susi Susanti lahir pada tanggal 11 Februari 1971 di Tasikmalaya. Pada awalnya Susi kecil didukung untuk menjadi seorang penari balet oleh ibunya. Namun sebenarnya Susi sangat menyukai olahraga badminton sama seperti kakaknya, bahkan Susi kecil sangat mengidolakan Rudy Hartono. Tibalah pada suatu ketika Susi memperlihatkan kepiawaiannya dalam bermain badminton saat kakaknya kalah bermain lomba di kampungnya.
Dari hal tersebut, ayahnya yang merupakan pemain badminton melihat Susi mempunyai potensi bermain badminton dan bisa melanjutkan mimpi ayahnya yang terkubur untuk menjadi atlet badminton profesional.
Kala itu, ayahnya tidak bisa melanjutkan cita-cita sebagai atlet badminton dikarenakan cedera lutut sehingga ayahnya sangat berharap besar terhadap salah satu anaknya agar bisa menjadi atlet badminton.
Baca Juga:
2. Terpilih bersekolah di Sekolah Olahraga Ragunan
Tak lama dari kejadian tersebut Susi kecil dipanggil oleh Sekolah Olahraga Ragunan untuk melanjutkan mimpinya sebagai atlet badminton disana, akhirnya mau tak mau Ibu nya pun merelakan putrinya untuk bisa melanjutkan cita-cita nya sebagai atlet badminton.
Saat Susi Susanti bersekolah di Sekolah Olahraga Ragunan, ia diharuskan untuk terus berlatih badminton, Susi Susanti pun pernah merasakan di fase ingin menyerah saja, namun ayahnya selalu mengingatkannya bahwa tujuan dia adalah mendapatkan medali emas dalam olimpiade badminton, dari situlah akhirnya semangat dan sikap pantang mundur seorang Susi Susanti tak pernah padam. Dimulai bangun sebelum matahari terbit, lari di lapangan sekolah dan berlatih badminton di GOR sekolah menjadi rutinitas Susi Susanti sebelum sekolah saat itu.
3. Memenangkan beragam penghargaan
Saat Susi Susanti berusia 14 tahun, ia berhasil memenangkan Kejuaraan Nasional tunggal putri yang membawanya untuk bergabung dengan PB Jaya Raya. Sehingga, pada tahun 1985, Susi Susanti masuk ke dalam Klub PB Jaya Raya dibawah pelatih Liang Ciu Sa.
Dalam klub tersebut Susi tak berhenti berlatih, memahami kekurangan dia dan teman-temannya dalam bermain badminton lalu memperbaiki kekurangan tersebut sehingga dari waktu ke waktu pelatih melihat perkembangan Susi yang pesat dan semakin bagus dalam bermain badminton. Dari hasil berlatihnya, Susi mewakili Indonesia di Piala Sudirman sebagai pemain tunggal putri, Susi pun berhasil membawa Indonesia maju ke final dan mendapatkan runner up dari Piala Sudirman tersebut.
Selanjutnya, Susi pun berhasil mendapatkan medali emas dalam Olimpiade Barcelona 1992, hal ini tentunya menjadi tonggak sejarah besar bagi dunia badminton di Indonesia. Tak berhenti di situ penghargaan lainnya seperti All England yang berhasil dijuarai Susi 4 kali berturut-turut dari tahun 1990, 1991, 1993 dan 1994, World Badminton Championship yang berhasil meraih medali emas dari lawannya Korea Selatan saat itu, Asian Games 1990 dan 1994 yang Kembali meraih medali emas, Piala Uber tahun 1994 dan 1996 serta mendapatkan juara di berbagai lomba grand prix dan super series seperti Indonesia Open, Malaysia Open dan Japan Open.
Baca Juga:
4. Kisah Asmara bersama Alan Budikusuma
Selain fokus terhadap cita-cita nya sebagai pemain badminton professional tak terkalahkan, Susi menjalani kisah asmaranya bersama Alan Budikusuma yang merupakan sesama atlet badminton. Susi dengan logat Sunda khas Tasikmalaya bertemu dengan Alan Budikusuma yang berasal dari Surabaya dengan khas logat Jawanya bertemu di Pemusatan Latihan Nasional Cipayung.
Di mana kebersamaan mereka terbentuk saat latihan bersama untuk mempersiapkan berbagai pertandingan turnamen badminton kala itu. Pada awalnya Susi pun sempat ragu untuk menjalin hubungan bersama Alan karena Susi merasa bila menjalin hubungan dengan Alan maka fokusnya akan terbagi antara Badminton dan kisah cintanya.
Namun, dengan cara Alan yang meyakinkan Susi dapat membuat Susi meneruskan hubungannya dengan Alan dan tetap fokus terhadap badminton. Terbukti saat Olimpiade Barcelona 1992 Alan dan Susi sama-sama mendapatkan medali emas dan dijuluki sebagai pasangan emas. Pada tahun 1997, Susi dan Alan akhirnya menikah setelah menjalani kisah asmara selama 7 tahun.
Baca Juga:
5. Dedikasi terhadap Indonesia
Di tahun 1998, Susi memutuskan untuk pensiun dari dunia badminton karena tengah mengandung anak pertamanya. Meskipun Susi pensiun dedikasinya terhadap dunia badminton masih ia lakukan, diantaranya ialah menjadi Pengurus Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia, menjadi motivator, mempunyai bisnis peralatan badminton Bernama ASTEC yang berkualitas bagus, mempunyai Yayasan Atlet Muda Badminton dengan tujuan membina atlet-atlet muda untuk bisa bersaing dengan atlet lainnya dan mencapai cita-citanya sebagai atlet hebat profesional seperti Susi Susanti.
Sungguh inspiratif kisah dari Susi Susanti ini, yang awalnya hanya mengikuti lomba badminton di daerah tempat tinggalnya bisa meraih medali emas dalam berbagai kejuaraan olimpiade badminton, yang awalnya hanya berharap bisa bertemu dengan idolanya saja Rudy Hartono ternyata bisa dibina langsung oleh idolanya sendiri.
Semua ini berkat kerja keras, semangat, pantang menyerah dan kekonsistenan Susi Susanti dalam berlatih badminton, yang tentunya prosesnya pun tidaklah mudah. Kita sebagai generasi muda patut untuk meniru kerja kerasnya, motivasinya dan pantang menyerahnya Susi Susanti serta jangan lupa untuk menikmati setiap proses yang dilalui.
Yuk kita tiru dan terapkan, tetap semangat dan jangan menyerah. Salam Semangat. Salam Olahraga.
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.