Entertainment

Ulasan Film ‘If’; Khayalan dan Teman Imajiner yang Menghilang saat Beranjak Dewasa

Film ‘If’ adalah salah satu animasi yang menawarkan keajaiban sejak awal. Film rilisan 2024 ini seperti mengajak penonton untuk rehat sejenak dan kembali ke masa kanak-kanak.

Berimajinasi dan berkhayal adalah kegiatan menyenangkan ketika kanak-kanak. Namun terlupakan saat beranjak dewasa. Kira-kira begitu premis yang ditawarkan Film ‘If’ ini.

Jadi film ini cocok untuk anak-anak karena ada banyak tokoh unik penuh inajinatif. Sementara bagi penonton dewasa, Film ‘If’ memanjakan inner child dari kepenatan.

Sosok Imajiner dalam Film ‘If’

Film ini berkisah tentang Bae (Cailey Fleming) yang digambarkan sebagai sosok gadis kecil yang punya dunia imajinasi. Melalui lukisan dan buku dongeng, ia menyelami masa kecil yang ideal dengan dunia khayalannya.

Namun masa-masa penuh dunia khayalan yang biasa ia bagi bersama ibunya menghilang saat ia beranjak remaja. Bahkan Bea sudah tidak tertarik lagi dengan hal yang dulu ia cintai sewaktu kecil.

Mirisnya, ibunya juga meninggal karena sakit. Jadi Bea di masa sekolah harus menjalani hari-harinya dengan tinggal bersama neneknya. Bahkan, ayahnya juga dirawat di rumah sakit.

Adegan saat nenek Bea terkejut karena cucunya sudah tidak tertarik lagi dengan lukisan menggambarkan banyak anak seusianya. Di mana mereka sudah merasa bukan lagi anak kecil jadi sudah tidak mau bermain dengan permainan masa kecilnya.

Hal inilah yang membuat Blue, monster ungu lucu di film ini bersedih. Karena banyak anak-anak yang melupakan sosok imajiner ketika mereka dewasa. Kalau terlalu lama dilupakan, tokoh-tokoh imajiner ini bisa benar-benar menghilang.

Selain Blue, ada banyak sosok imajiner lain yang ajaibnya hanya bisa dilihat oleh Bea dan Cal (Ryan Reynolds), tetangganya. Bahkan bocah lelaki di rumah sakit tidak bisa melihat Blue.

Jadi film animasi ini juga menawarkan petualangan Bea dan Cal saat membantu ‘If’ menemukan anak-anak mereka.

Baca Juga:

Berimajinasi Tidak Mengenal Usia

Tokoh Cal sebagai tetangga Bea yang sudah dewasa menggambarkan bahwa berimajinasi bisa dilakukan semua usia. Bahkan Cal yang mengantar Bea untuk bertemu dan membantu para If.

Dalam adegan selanjutnya juga digambarkan kalau Bea punya imajinasi yang berbeda dari Cal sehingga banyak set dan karakter imajiner yang berubah.

Jadi jangan takut untuk tetap berimajinasi. Walau kamu sudah kepala tiga atau empat sekalipun. Karena sama seperti Cal, kita butuh teman imajiner untuk melepas penat setelah sibuk beraktivitas.

Baca Juga:

Konflik yang Tidak Dibangun Sejak Awal

Meski punya visual yang memikat, tapi film animasi ini tidak membangun konfliknya sejak awal. Sehingga terasa membosankan. Bahkan petualangan Cal dan Bae baru dimulai jelang pertengahan film. Jadi ketegangan dan keseruan untuk tetap bertahan hingga akhir kurang terbangun.

Sehingga mungkin ada sebagian penonton yang meninggalkan kisah ini sebelum berakhir. Padahal, chemistry Bae dan ayahnya terbangun dengan baik. Bae yang rutin menjenguk ayahnya. Kemudian ayahnya yang tetap jenaka selama rawat inap memberikan pengalaman menonton yang menyenangkan.

Selain itu, sosok Cal dan Blue juga menjadi salah satu favorit. Sebagai pria dewasa, Cal tampak kocak saat menyelami dunia If.

Akhir kata, If adalah film animasi yang membawa nostalgia masa kecil yang mungkin terlupa. Setelah dewasa, kita mungkin malu atau lupa kalau khayalan melalui buku, film, dan gambar ternyata masih menyenangkan.

Jadi tidak masalah untuk tetap melakukan hobi ini untuk menjaga kewarasan. Selama tidak berlebihan, tidak ada salahnya untuk berimajinasi.

Baca Juga: Film Animasi Ne Zha 2, Ketika Karya Sineas China Mampu Menyalip Hollywood

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button