Sedang Tayang di Bioskop! Berikut Review Film Sebelum 7 Hari

Bagi pecinta film, khususnya genre horor pasti selalu memperhatikan bahwa di Indonesia tidak pernah kehabisan judul film horor baru. Ketika membuka jadwal bioskop pasti selalu ada saja daftar film horor yang sedang tayang. Bahkan biasanya dapat ditemukan lebih dari satu film horor. Seperti saat ini, banyak sekali daftar film horor di bioskop yang menunggu untuk ditonton. Salah satu diantaranya adalah film horor berjudul “Sebelum 7 Hari”.
Film Sebelum 7 Hari merupakan adaptasi dari film pendek yang berjudul sama. Film pendeknya cukup menarik banyak perhatian penonton. Untuk film ini sendiri merupakan garapan dari sutradara Awi Suryadi yang sebelumnya telah sukses dengan film-film besar seperti Danur 1,2,3, KKN di Desa Penari dan Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul. Di bintangi aktor-aktor ternama seperti Agla Artalidia, Anantya Kirana, Sultan Hamonangan, Haydar Salish, Fanny Ghassani, Aksara Dena dan Tiara Mian yang dapat membawakan perannya dengan cukup apik.
Film “Sebelum 7 Hari ini” sudah tayang sejak tanggal 23 Januari 2025. Dapat disaksikan di seluruh bioskop di Indonesia. Lebih lengkapnya, berikut merupakan ulasan lengkap film “Sebelum 7 Hari” yang dapat menjadi referensi jika kamu sedang kebingungan ingin menonton apa di bioskop.
Sinopsis Film Sebelum 7 Hari
Menceritakan mengenai Tari (Agla Artalidia), kedua anaknya yaitu Bian (Anantya Kirana) dan Hanif (Sultan Hamonangan) serta kakak Tari yaitu Kadar (Haydar Salish) yang mendapatkan berbagai teror mistis setelah memutuskan untuk pulang kampung menengok ibunya (Fanny Ghassani) yang sedang sakit. Tak lama setelah pulang, karena ibunya seringkali bertingkah aneh maka Tari dan Kadar memutuskan untuk memanggil sesepuh bernama Kyai Husein (Aksara Dena) untuk mengobati ibunya.
Namun bukannya sembuh, ibu mereka malah meninggal dengan kondisi yang tidak wajar. Tak selesai dari situ, karena kondisi tersebut menyebabkan mereka harus berperang dengan keadaan menyeramkan selama 7 hari setelah ibunya meninggal. Bahkan anak-anak Tari yaitu Bian dan Hanif juga harus merasakan teror mencekam dan mengancam nyawanya. Mereka harus bertahan selama 7 hari dan melenyapkan teror menyeramkan tersebut.
Baca Juga:
Review Film Sebelum 7 Hari

Seperti kebanyakan film horor pada umumnya, film ini berlatarkan budaya Jawa namun tidak disebutkan spesifik daerahnya. Secara keseluruhan film ini sudah cukup bagus menampilkan budaya Jawa sebagai latar ceritanya. Bahkan beberapa pemainnya memiliki aksen Jawa asli yang membuat nyaman ketika menontonnya. Ketegangan yang dimunculkan juga mampu menyalurkan ketegangan pada penontonnya. Meskipun masih mengandalkan banyaknya jumpscare, namun rasa frustasi pemain yang terkena teror tetap sampai pada penonton.
Fanny Ghassani yang berperan sebagai ibu juga memiliki akting yang cukup bagus. Dengan ekspresinya, tanpa riasan menyeramkan pun bisa membuat penonton menjerit ketakutan. Selain itu, efek CGI yang digunakan dalam film ini sangat bagus karena menampilkan objek yang terlihat nyata. Karena seperti yang kita tahu, sangat jarang film Indonesia yang memiliki efek CGI yang bagus. Oleh karena itu, film ini sudah sangat bagus untuk beberapa scene yang menggunakan efek CGI. Begitu pula dengan sinematografinya yang memanjakan mata.
Baca Juga:
Sayangnya, terdapat beberapa akting pemain yang dirasa kurang apalagi dalam penguasaan dan pelafalan logat Jawa. Selain itu, film ini terasa sangat panjang karena berdurasi hampir dua jam. Di beberapa bagian mungkin kamu nantinya akan sempat merasa bosan karena memang alur berjalan sangat lambat. Kemudian di akhir akan terasa tergesa gesa dan padat, khas film horor Indonesia.
Namun dibalik itu, film ini cukup layak ditonton ketika kamu sedang membutuhkan hiburan. Filmnya cukup menarik dan kualitas yang lumayan oke. Harga tiket bioskop sepertinya sebanding dengan film ini.
Baca Juga: Bikin Merinding! Review Film Horor Tarot; Ramalan Terkutuk dan Kematian Tragis
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.