LifeParenting

Pesan Kepada Setiap Ibu yang Mempunyai Surga di Telapak Kakinya

Ini semua tentang resah hatiku

 

Melihat seorang ibu menampar anaknya

Mendengar seorang ibu berteriak pada anaknya

Mereka masih bayi dan tidak mengerti apa-apa

 

Tangisan itu menyayat hatiku

Aku tau semuanya pasti lelah menghadapinya

Pasti sangat stres menjalaninya, bukan?

 

Tapi taukah kau, Ibu?

Kau adalah pilihan Tuhan

Hingga Ia percayakan engkau untuk menjaga titipan-Nya

 

Ibu,

Buah hatimu itu adalah anugerah

Banyak di sana yang amat sangat menunggu kehadirannya

Bahkan banyak dari mereka yang tak sempat mendengar tangis bayinya

 

Banyak dari mereka pula yang tak sempat melihat bayinya berjalan

Banyak sekali dari mereka tak sempat mendengar anaknya bersuara

Bahkan tak sempat ia lahirkan buah hatinya ke dunia

 

Ada saatnya mereka memang menyebalkan

Tapi percayalah Ibu

Di balik itu semua banyak hal yang dapat mereka lakukan di luar kemampuan kita..

 

Ibu,

Rasanya memang sakit

Memang lelah

Memang sangat membosankan

 

Tapi, Bu,

Dulu, sebelum kau menjadi orangtua

Kau juga pernah menjadi seorang anak dari sepasang orangtua

Mereka tidak keberatan dengan kehadiranmu, Bu

 

Ibu,

Tak semuanya berjalan lurus

Kadang-kadang kita perlu untuk berbelok

Berliku-liku sedikit atau bahkan turun hingga ke dasar jurang

 

Kenapa?

Karena semua Ibu memiliki Surga di telapak kakinya

Semua Ibu harusnya pantas memiliki Surga di telapak kakinya

 

Kenapa harus kaki, ya, Bu?

Jawabannya karena dengan kaki engkau melangkah

Dan tidak pernah lelah demi mengais secuil kebahagiaan

 

Buatlah dirimu pantas mendapat Surga di telapak kakimu, Bu

Buatlah anak-anakmu bertumpu padamu, Bu

Sulit, kami tau, kami pun tidak memaksa

Tapi sayangilah mereka, Bu

 

Jangan engkau lampiaskan susah hatimu pada titipan-Nya

Mereka tidak tau semua itu, mereka juga sama

Sama-sama baru kali pertama menjadi seorang anak

 

Bu,

Ada saatnya di mana anak-anakmu, memiliki waktunya sendiri

Mereka akan disibukkan dengan tugas-tugas sekolah

Bahkan ada saatnya mereka tak pulang ke rumah

Oleh sebab mereka ditugaskan oleh dunia

 

Bu,

Coba bayangkan betapa sangat sedihnya bila Tuhan mengambil seluruh titipan itu, Bu

Bagaimana jika, Tuhan bilang, “Cukup sampai di sini kau merawatnya ….”

Atau bagaimana jika, Tuhan bilang, ” Sepertinya, Kau tak bisa Ku percaya lagi, maka Aku ambil kembali ….”

 

Semua kemungkinan itu pasti akan terjadi

Tuhan itu tidak tidur

Dia akan senantiasa melihat bagaimana kau merawat titipan-Nya

Bagaimana kau perlakukan anakmu dengan anak-anak yang lainnya

 

Kau akan merasa menyesal bila melewatkan itu semua

Kau tau, kebahagiaan anak adalah kebahagiaanmu juga, Bu

Maka buatlah dirimu pantas memiliki surga di telapak kakimu

 

Kau akan jauh lebih bahagia dari semua yang pernah membuatmu bahagia

Kau akan jauh lebih tenang

Jika lelah, kau boleh istirahat, Bu

Tapi jangan menelantarkan anakmu demi kesenangan sesaat

 

Kau boleh diam sebentar saja

Menenangkan kembali isi pikiranmu

Boleh merawat dirimu, hingga kau merasa tentram kembali

 

Itu semua diperbolehkan, Bu

Tapi tidak setiap saat juga engkau lupakan kewajibanmu

Juga, tolong jaga perkataanmu, Bu

Jangan biarkan kata-kata kotor mengisi ingatan anakmu

 

Aku tidak bermaksud menyamaratakan

Aku hanya ingin mengingatkan

Karena semakin hari, aku lihat anak-anak tak berdosa merenggut nyawa di tangan orangtuanya

 

Aku hanya ingin semua itu berkurang

Karena sangat sulit untuk menghentikan sebuah kebiasaan

Ingatlah, anak-anak itu pengantar kita kepada janji yang telah Tuhan sampaikan

 

Baca Juga: Meratapi Senja

 

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button