Sebentar lagi, Indonesia akan melakukan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak untuk memilih calon bupati, walikota dan gubernur. Pilkada ini dijadwalkan tepatnya pada Rabu, 27 November 2024. Kini suasana pemilu semakin terasa panas, mulai dari maraknya baliho di jalan hingga promosi di media sosial. Mereka berlomba-lomba menarik simpati rakyat untuk mendapatkan suara dan meraih kemenangan dalam pemilu.
Kampanye ini juga dilakukan oleh para calon pemimpin daerah dengan menggandeng tokoh-tokoh di Indonesia, mulai dari public figure hingga baru-baru ini Presiden Republik Indonesia ke-7 Joko Widodo nampak ikut serta mendukung Ahmad Luthfi-Taj Yasin dalam pemilihan gubernur Jawa Tengah. Tak hanya itu, banyak juga yang mengadakan konser musik gratis untuk mengumpulkan masa untuk mendapatkan suara.
Baca Juga:
Para petugas pemilu mulai dari Panitia Pemungutan Suara (PPS), Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS) hingga Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pun sudah mulai dibentuk untuk mempersiapkan pemilu tersebut. Masing-masing dari mereka memiliki peran penting untuk memastikan kesuksesan dan kelancaran proses pemungutan suara hingga rekapitulasi hasil.
Tapi, tau kah kalian, satu hal yang menurut saya menarik. Yaitu, penggunaan aplikasi SiRekap lagi, untuk merekap hasil plano suara secara digital.
Jadi, SiRekap ini merupakan aplikasi berbasis mobile yang digunakan untuk mempermudah rekapitulasi suara di setiap TPS. Pada tiap TPS memiliki dua petugas KPPS yang bertanggung jawab menginput data ke aplikasi ini.
Lantas, apa hal menariknya? Nah, aplikasi SiRekap ini, sebelumnya sudah pernah digunakan pada Pemilihan Presiden (Pilpres). Sayangnya, saat itu banyak yang mengeluh terkait sistemnya yang mengalami eror, sehingga saat mengirim hasil rekapitulasi pemungutan suara, mengalami kendala.
Dikutip dari kompas.com KPU menjelaskan hal ini terjadi karena sistem SiRekap mengelola data seluruh Indonesia.
Hal ini memungkinkan sistem mengalami kewalahan menerima banyak permintaan data secara bersamaan, dan ini membuat masyarakat mengeluhkan, meskipun pada akhirnya aplikasi ini bisa digunakan setelah beberapa jam hingga beberapa hari kemudian.
Banyak yang menganggap penggunaan sistem ini yang seharusnya mempermudah, justru menyusahkan. Padahal, para pemegang aplikasi SiRekap ini sudah melewati bimbingan teknik terkait tata cara penggunaannya supaya berhasil diinput.
Terlebih, banyaknya isu yang marak tentang ketidaksesuaian data pada plano dan yang diterima pada aplikasi SiRekap ini. Misal, pada plano jumlah suara yang diterima 100, namun sistem menangkapnya sejumlah 1000. Perbedaan ini menimbulkan perdebatan di masyarakat hingga akhirnya kabar ini mereda tanpa solusi yang jelas.
Hal ini tentunya menjadi bahan evaluasi tim pengembang aplikasi SiRekap ini. Pentingnya mengetahui bahwa sebuah aplikasi sebelum diluncurkan perlu melewati berbagai macam pengujian ketat supaya tidak terjadi kesalahan sistem. Terlebih, citra pemerintah dalam menangani kasus keamanan data sudah cukup buruk. Kasus kebocoran data, peretasan dan lemahnya sistem keamanan seringkali menjadi sorotan. Publik berharap pemerintah dengan anggaran yang ada dapat mempersiapkan sistem teknologi yang andal dan merekrut developer yang kompeten dalam mengelola aplikasi seperti ini.
Pada pemilu ini, sepertinya aplikasi SiRekap sudah melewati berbagai evaluasi. Dimulai dari sistem yang lebih mudah dipahami dan peluncuran berbagai versi dan perbaikan. Sepengalaman saya selama mengikuti uji coba aplikasi SiRekap, sudah cukup baik dan keamanannya juga lebih diperhatikan karena menggunakan sidik jari untuk mengunci data. Para KPPS yang memegang akun SiRekap juga dihimbau pada saat memfoto hasil plano di berada di ruangan dengan pencahayaan yang baik dan tidak ada bayangan, supaya sistem dapat membaca hasil plano dengan benar.
Baca Juga:
Untuk bisa masuk ke aplikasi SiRekap ini, masih sama caranya seperti pada saat pemilu presiden. Yaitu, dua anggota KPPS yang bertugas pemegang aplikasi SiRekap menyetorkan nomor handphone, nomor NIK, kemudian menunggu mendapatkan notifikasi berupa pesan WhatsApp dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) berupa link untuk aktifasi akun, kemudian setelah akun diaktivasi, akan diberikan username dan password untuk dapat login ke aplikasi SiRekap. Kemudian, pengguna diarahkan untuk mengubah password. Pentingnya untuk mengingat password yang sudah dibuat supaya dapat login kembali.
Selain aplikasi SiRekap, pemanfaatan teknologi di Pilkada serentak 2024 juga meliputi inovasi lainnya yang mendukung kelancaran proses pemilu ini. Salah satu contohnya adalah penggunaan sistem informasi berbasis web oleh KPU untuk mempermudah masyarakat mengakses informasi mengenai daftar pemilih tetap (DPT) dan jadwal pelaksanaan pemilu.
Tak hanya itu, masyarakat juga dapat memantau hasil suara secara real-time melalui situs resmi yang meningkatkan transparansi dan kepercayaan publik.
Namun, tantangan terbesar dari integrasi teknologi ini yaitu ancaman serangan siber yang dapat menganggu jalannya pemilu. Oleh karena itu, langkah-langkah pengamanan data seperti enkripsi dan peningkatan firewall menjadi hal yang tak bisa diabaikan untuk melindungi data dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan merugikan.
Baca Juga:
Dengan persiapan matang, diharapkan penggunaan teknologi dapat mendukung pelaksanaan pemilu yang lebih efisien dan akuntabel.
Semoga dalam hal pelaksanaan nanti tidak terjadi kesalahan sistem sehingga apa yang sudah dipersiapkan dalam berjalan dengan lancar.
Semoga dengan berbagai macam persiapan yang sudah dilakukan pemilu serentak dapat berjalan dengan lancar dengan dukungan dari berbagai pihak, masyarakat yang datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS), Menggunakan hak pilihnya dengan bijak, dan semua diberikan kesehatan dan kelancaran hingga proses pemilu ini selesai.
Perlu diketahui bahwa siapapun nantinya yang menjadi pemenang dalam pilkada menjadi pemimpin yang amanah, tidak mengobral janji-janji manis saja. Supaya Indonesia di setiap daerah memiliki potensi yang lebih baik dengan pemimpin yang berkompeten.
Jadi, ayo datang ke TPS Rabu, 27 November 2024. Gunakan hak pilihnya untuk tentukan masa depan bangsa.Â
Baca Juga: Politik Indonesia 2024: Antara Harapan dan Tantangan
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.