Jangan Sampai Terjebak! Kenali 4 Dampak Toxic Relationship Yang Kamu Harus Tahu

Hubungan yang ideal seharusnya menjadi tempat yang aman dan suportif. Namun, tidak jarang kita menemukan diri terjebak dalam hubungan yang justru menguras energi, mental, dan bahkan fisik, kondisi tersebut dikenal sebagai toxic relationship.
Toxic relationship adalah istilah yang menggambarkan hubungan yang penuh dengan elemen-elemen merusak, seperti manipulasi, kekerasan verbal, atau bahkan fisik. Hubungan semacam ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan mendalam, mengurangi rasa percaya diri, dan bahkan memicu trauma berkepanjangan pada korban.
Mengapa toxic relationship ini perlu dihindari? Karena toxic relationship memberikan dampak yang tidak sedikit, meliputi dampak psikis, fisik, sosial, dan bahkan finansial.
1. Dampak secara psikis
Toxic relationship sering kali menjadi pemicu utama berbagai masalah kesehatan mental. Salah satu yang paling umum adalah rendahnya rasa percaya diri. Terus-menerus dikritik, diremehkan, atau diabaikan oleh pasangan bisa mengikis harga diri seseorang hingga ke titik terendah. Pasangan yang toxic sering kali menggunakan taktik seperti gaslighting, yang membuat pasangannya meragukan kewarasan dan ingatan mereka, hal ini dapat menyebabkan kecemasan dan depresi kronis.
Selain itu, perasaan terisolasi juga menjadi dampak yang signifikan. Pasangan yang toxic mungkin mencoba mengendalikan Anda dengan memisahkan Anda dari teman atau keluarga. Hal ini membuat Anda merasa tidak punya tempat untuk berbagi cerita atau meminta bantuan, yang pada akhirnya memperdalam perasaan kesepian dan keputusasaan. Lingkaran setan ini sering membuat korban merasa terjebak dan sulit menemukan jalan keluar.
Baca Juga:
2. Dampak pada aspek fisik
Toxic relationship dapat berdampak pada luka ringan hingga berat, bahkan kematian. Toxic relationship secara terus menerus dapat memicu berbagai masalah fisik. Stres yang terus-menerus dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, masalah pencernaan seperti mag, hingga gangguan tidur. Korban juga cenderung mengabaikan kebutuhan diri sendiri, seperti pola makan sehat dan olahraga, yang semakin memperburuk kondisi fisik mereka.
Adapun pada kasus perundungan (bullying) bahkan dapat menyebabkan kematian pada korbannya.
3. Dampak pada kehidupan sosial
Toxic relationship juga berdampak pada kehidupan sosial seseorang. Adanya perilaku possesif dalam suatu relasi menciptakan batasan pada pergaulan yang lebih luas. Toxic relationship juga dapat menciptakan dependensi atau ketergantungan pada sosok atau kelompok tertentu.
Akibatnya, seseorang menjadi terbatas pergerakannya dan menghambat kesempatannya untuk berkembang pada lingkungan yang lebih beragam. Seseorang yang telah terjerat di dalam toxic relationship, cenderung sulit untuk keluar dari hubungan tersebut dan takut untuk memulai relasi baru dengan orang atau kelompok lain.
Dalam hubungan yang tidak sehat, seseorang dipaksa untuk terus-menerus menuruti keinginan pasangan. Seiring waktu, orang tersebut akan kehilangan kemampuan untuk menjadi diri sendiri. Dia mulai takut mengutarakan pendapat, hobi, atau bahkan impian karena takut dianggap salah atau diremehkan. Batasan pribadi yang seharusnya dimiliki akan terkikis, membuat orang tersebut sulit mengatakan ‘tidak’ dan semakin terjebak dalam lingkaran toxic.
Baca Juga:
4. Dampak secara finansial
Toxic relationship berdampak pada banyaknya pengeluaran pada aspek yang tidak esensial. Karena tidak adanya kekuatan untuk mengontrol peran dalam relasi yang dijalani, seseorang akan mengikuti apapun yang menjadi kehendak dari pasangan atau temannya, termasuk mengeluarkan materi untuk sesuatu yang tidak esensial.
Keinginan untuk diterima oleh kelompok membuat seseorang tidak asertif terhadap dirinya dan mau melakukan apapun, meskipun tidak esensial untuk dirinya. Contoh kecilnya adalah seseorang yang terpaksa ikut pergi bersama dengan teman-teman kelompoknya meskipun ia memiliki tugas penting yang perlu dikerjakan.
Toxic Relationship ini tidak hanya berpengaruh ke diri sendiri, lingkungan, hubungan yang tidak sehat juga berdampak ke pertemanan
Itulah beberapa dampak dari Toxic Relationship secara umum. Relasi yang sehat adalah relasi yang berlandaskan kesetaraan, bukan adanya penindasan. Mari kenali diri dan lingkungan, serta tingkatkan kualitas relasi menjadi relasi yang saling menumbuhkan.
Sumber:
- Sekarlina, I. & Margaretha (2013). Stockholm Syndrome pada wanita dewasa awal yang bertahan dalam hubungan yang penuh kekerasan. Jurnal Psikolgi Klinis dan Kesehatan Mental, vol. 2, No. 3.
- Womens Health (2018). Am I Being Abused? Signs of an unhealthy relationship. Diakses dari https://www.womenshealth.gov/relationships-and-safety/signs-abuse.
Baca Juga: 5 Tips Move On dari Toxic Relationship


















