Aku jeremba kepada malapetaka
Bukan karena ingin mencambar kehidupan
Bukan pula karena ingin kama
Tapi karena aku ingin belajar untuk memiliki hati nirmala
Sedari temaram
Aku berdoa tentang amaraloka
Nan aksa dipandangan
Aku sadar bahwa malapetaka anitya
Sebab itu aku menerimanya dengan penuh atma
Mungkin bilur mudah sembuh
Tapi tentang candala yang selalu terngiang di hati
Kurasa hal itu sudah abadi mengabdi di hati
Mungkin kedengarannya sungguh faktisius
Tapi hal itu terjadi secara ambisius
Malam dan temaram menjadi saksinya
Dimana tembok bisa mengulurkan air mata
Dimana bantal bisa bercerita dengan penuh diksi
Dimana selaksa uraian kesedihan melalui air yang menetes dengan kramat
Aku menyendiri di kamar
Menikmati segalanya sendirian
Aku bilang aku sedang bilur
Namun aku selalu persistensi untuk menyadari bahwa hidupku sangat istimewa
Aku berbaring menghadap utara
Sembari berpikir apa yang cocok untuk kujalani dengan penuh darah
Aku hanya bisa sadarah
Rinai memberikan ribuan inspirasi kepadaku
Tengah malam juga memberikan kehangatan
Imajinasiku lingar
Menatap lintang yang kirana
Aku mulai menulis bait demi bait keluh-kesah
Yang sudah kusimpan sedari dulu di hatiku
Aku mendadak menjadi kimpoidra
Padahal aku sendiri taksa terhadap diksi
Namun kata demi kata mengintip di balik jamanika
Ingin segera kuselesaikan tulisanku
Agar hati bisa menjadi lega
Aku tak tega
Jika terus-menerus bernyawa namun tak bersenyawa
Aku tidak ingin hanya hidup di dalam jiwa yang kosong
Aku belajar menjadi yang lebih baik
Aku mengeluarkan semua duka di kalbu
Aku meninggalkan semua luka yang masih terngiang di otak
Aku berharap luka dan duka bisa hirap
Melalui bait-bait cerita yang kukemas dengan indah
Aku ingin menuangkan semua kecemasan yang ada di hatiku
Melalui puisi
Sebab bercerita paling indah adalah dengan menulis puisi
Bukankah tidak semua orang bisa melakukannya?
Mungkin jiwaku memang lakawigna
Tapi bukan berarti aku tak berhak menetap di kehidupan
Aku hanya terbuang dari kumpulan yang tak paham makna menghargai
Bukan dibuang oleh Tuhan
Dengan cara yang paling halus
Baca Juga: Lebih Baik Setelah Kepergiannya
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.
0 Comments