Hubungan Sistem Pendidikan Dengan Proses Pembelajaran yang Menghasilkan Mutu Tinggi

Mutu pendidikan menjadi hal wajib yang dipertimbangkan oleh sekolah-sekolah untuk mewujudkan mutu tinggi dalam pembelajaran. Sebagai komponen utama, proses pembelajaran memerlukan peningkatan yang signifikan, baik dari sisi kultur, proses, maupun realita di sekolah.
Ulasan kali ini redaksi telah merangkum secara singkat tentang mutu sekolah pada sistem pendidikan, serta komponen pembentuk sistem pendidikan yang ada di sekolah. Keterkaitan antara dua variabel tersebut menjadi perhatian yang penting untuk membangun pendidikan dengan mutu yang tinggi.
Mutu Sekolah
Mutu sekolah juga dipahami sebagai tujuan dari sistem pendidikan yang disusun oleh sekolah dalam menciptakan kondisi belajar yang baik, sehingga mampu meningkatkan kompetensi para peserta didik. Sekolah menciptakan kultur dan sistem yang meningkatkan akademik dan karakter siswa.
Kultur memiliki fungsi yang mendasar dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang produktif dan kondusif bagi siswa. Satuan pendidikan di sekolah mengupayakan budaya yang positif seperti kedisiplinan, bertanggung jawab, semangat dalam bergotong-royong serta keharmonisan.
Setelah kultur sebagaimana penjelasan di paragraf sebelumnya, proses belajar mengajar menjadi inti dari terwujudnya mutu sekolah yang tinggi. Proses belajar mengajar tidak hanya berupa transfer pengetahuan di kelas, akan tetapi juga sikap, serta keterampilan yang dikembangkan di sekolah.
Kemudian, realita yang terjadi pada tiap sekolah menunjukkan bahwa tidak semuanya memiliki mutu yang setara. Saat ini masih ada beberapa perbedaan yang menjadi faktor pendongkrak mutu, seperti sarana prasarana, kemampuan tenaga pendidik dalam mengajar, serta kontribusi masyarakat.
Baca Juga:
Pembentuk Sistem Pendidikan
Sekolah yang memiliki mutu tinggi dalam menyelenggarakan pendidikan memiliki sistem dengan komponen-komponen pendukung. Setiap komponen pada sistem yang dijalankan dalam pembelajaran memiliki keterkaitan dan mampu berjalan secara sinergis untuk mengembangkan siswa.
1. Komponen Input
Komponen yang pertama adalah komponen input, yaitu apa saja yang masuk dalam ranah pendidikan di sekolah, mulai dari guru, siswa, tenaga pendidikan, sarana, kurikulum yang dijalankan, media pembelajaran dan tempat belajarnya. Input yang baik dapat mendukung pembelajaran yang kondusif.
Sebagai contoh, sekolah memiliki guru-guru yang kreatif serta kompeten dalam mendidik siswa serta merancang pembelajaran yang efektif. Guru tersebut jika dipadukan dengan fasilitas-fasilitas yang mendukung penuh proses pembelajaran, tentu akan meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Komponen Proses
Komponen proses adalah apa yang ada di dalam kegiatan belajar itu sendiri. Di dalamnya terdapat interaksi khusus antara peserta didik dengan gurunya. Guru yang memahami komponen proses ini akan memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan level pemahaman siswa.
Selain metode, guru juga melakukan pendekatan dan strategi dalam menyampaikan ilmu agar tidak sekadar transfer pengetahuan, akan tetapi juga kepada sikap dan karakter siswa.
Baca Juga:
3. Komponen Output
Terakhir adalah komponen output, yaitu hasil dari proses pembelajaran. Apa yang bisa dihasilkan dalam jenjang pendidikan adalah tolak ukur kesuksesan proses pembelajaran. Wali siswa dapat menilai pencapaian siswanya mulai dari pengetahuannya, sikapnya, maupun keterampilannya.
Selain itu, komponen output ini tidak hanya bisa dinilai sekadar pandai dalam hal nilai atau akademiknya. Sekolah dinilai memiliki mutu, dilihat dari perubahan sikap, karakter, kepribadian, life skill ke arah yang positif dari siswa itu sendiri.
Baca Juga: Kupas Tuntas Sistem Pendidikan di Indonesia, Sеkоlаh Adalah Penipuan Terbesar?
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.


















