Life

4 Ciri Eccedentesiast, Beserta Dampak dan Sisi Positifnya!

Mungkin kebanyakan orang belum mengetahui istilah dari eccedentesiast ini, padahal banyak di luaran sana telah melakukan hal yang mendefinisikan eccedentesiast itu sendiri. Kalian mungkin pernah berusaha bahagia di saat dirimu tidak bahagia atau berusaha senang padahal kamu sedang sedih. Jika kamu pernah melakukan hal tersebut, maka secara tidak langsung kamu pernah menjadi orang yang bersikap eccedentesiast.

Lalu apa definisi dari eccedentesiast itu sendiri? Mari kita bahas. Dilansir dari jurnal kampus psikologi, eccedentesiast adalah istilah yang menggambarkan seseorang yang gemar menutupi kesedihannya dengan senyuman. Eccedentesiast juga sering disebut dengan Smilling Depression.

Meski keduanya hanya termasuk istilah populer saja, dengan kata lain kedua istilah itu bukanlah istilah yang muncul dari medis. Pura-pura senang mungkin menjadi hal yang sudah biasa dilakukan, tetapi bila hal tersebut terlalu sering dilakukan, tidak baik juga karena bisa saja mengendap dalam pikiran dan terus bertambah tiap hari. Hal tersebut bisa menjadi pemicu terjadinya stres.

Lalu seperti apa ciri dari orang yang bersikap eccedentesiast. Agar kita tahu seperti apa orang eccedentesiast itu berikut ciri-cirinya.

1. Sering menyendiri

Ilustrasi menyendiri (pixabay.com/pexels)

Terlepas dari karakter orang, sering menyendiri adalah hal yang membuat seorang eccedentesiast beristirahat untuk memakai topeng bahagianya. Dengan menyendiri dia memperkecil peluang untuk bertemu dengan orang-orang yang membuatnya harus terlihat baik-baik saja di tengah pikirannya yang tidak baik.

2. Tidak suka bercerita

Ilustrasi tidak menceritakan masalah sendiri (pixabay.com)

Karena seorang eccedentesiast lebih suka menyendiri, dia pun tidak suka berbagi cerita kepada orang lain. Dengan alasan takut membebani orang lain, atau bahkan dengan bercerita menurutnya tidak berguna. Apalagi bercerita tentang kesedihannya, dia tidak ingin terlihat lemah. Pada akhirnya dia memilih menyendiri dan memendam ceritanya itu.

3. Berbicara kepada orang tertentu saja

Ilustrasi berbicara kepada orang tertentu (pixabay.com)

Namun, ada juga seorang eccedentesiast yang sudah memiliki teman dan dia terkadang mau bercerita tentang perasaan yang dia rasakan, tetapi bagi orang yang tidak mau membebani seseorang, bercerita kepada temannya hanya sebatas membalas cerita yang dilontarkan teman kepadanya.

Meski ada seorang ecccedentesiast yang mau bercerita, tapi dia beberapa kali menyaring ceritanya dan parahnya hanya sebatas bercerita tanpa merasakan beban atau kesedihannya berkurang.

4. Selalu terlihat ceria

Ilustrasi selalu terlihat ceria (pixabay.com)

Tentu hal tersebut identik sekali dengan eccedentesiast. Dia tidak pernah menampakkan wajah sedihnya di hadapan orang banyak. Dengan alasan yang beragam para eccedentesiast ini terus tersenyum di saat sedih dirasakannya.

Baca Juga: Insecure, Penyebab dan Cara Mengatasinya!

Jika kita tak bisa mengontrol hal tersebut atau dilakukan secara berlebihan, dampaknya sangat berbahaya khususnya bagi diri kita sendiri. Dampaknya sebagai berikut.

1.  Ada tekanan di dalam diri

Banyaknya kesedihan yang mengendap di dalam diri membuat tekanan yang luar biasa hal tersebut bisa saja menjadi pemicu awal diri kita menjadi stres.

2. Memperpanjang masalah

Dengan jarangnya berbicara, masalah tentu tidak akan selesai tanpa adanya pembicaraan. Hal tersebut yang sering dilakukan seorang eccedentesist, dia hanya memilih diam di saat masalah itu belum selesai.

3. Dapat berbahaya bagi suatu hubungan yang tengah dijalaninya

Di dalam hubungan pasti selalu ada saja hal yang menjadi perdebatan, jika seorang eccedentesiast terus memperpanjang masalah dan tidak menyelesaikannya, akan ada hubungan yang tidak sehat, seperti saling pendam dendam karena masalah yang tak tuntas. Namun, dengan hubungan yang terus dijalani dengan paksa.

Meski seperti itu, seorang eccedentesiast tidak sepenuhnya negatif. Ada sisi positifnya yang dapat kita pertahankan, berikut adalah hal positifnya.

1. Pintar mendapatkan solusi

Seorang eccedentesiast lebih sering menjadi pengamat sekitarnya ataupun suka mendengarkan orang bercerita. Hal tersebut membuatnya mempunyai pengalaman dari hasil pengamatannya. Dengan demikian, dia mandiri dalam menyelesaikan masalah.

2. Punya rasa simpatik yang tinggi, walaupun bersedih hati

Seseorang dengan pribadi eccedentesiast tak ingin melihat temannya sedih. Maka akan segera menghibur teman yang sedang bersedih. Dia tidak ingin membebani orang lain, tapi dia suka jika dia terlibat dalam penyelesaian masalah orang lain.

3. Memilih tegar dan kuat dengan segala cobaan

Meski di awali dengan memendam segala kesedihannya dan jika berlebihan itu akan menyebabkan bahaya, tapi orang yang telah berhasil melewati hal tersebut secara tidak langsung terlatih untuk tegar dan kuat dalam menghadapi masalah.

Demikian hal mengenai eccedentesiast. Tentu ada hal positif yang tidak bisa kita buang begitu saja, tapi ada juga hal negatif yang mesti kita hilangkan. Tentu juga tidak mudah, tapi juga tidak mustahil.

Baca Juga: 5 Sikap Menghadapi Eccedentesiast, Jangan Bersedih Terus ya!

 

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button