Komunitas

Antara Mendidik, Rumah Tangga, dan Menulis, Harus Pandai Membagi Waktu!

Rasanya sangat tepat jika Muashofa Efida dinobatkan sebagai The Best Writer of The Month di bulan November untuk pertama kalinya di Bekel Sego. Bukan tanpa alasan, wanita yang berprofesi sebagai guru ini telah memberikan kontribusi melalui lebih dari 10 artikel sejak pertama kali ia bergabung menjadi kontributor di Bekel Sego 2 bulan lalu. Tak tanggung-tanggung, artikel hasil karyanya tidak pernah sepi viewers.

Ditengah kesibukannya mengajar, ia juga menjadikan Bekel Sego sebagai media untuk mengedukasi melalui pengetahuannya di dunia pendidikan.

Lalu bagaimana awal mula bu guru ini menulis di Bekel Sego, hingga mendapatkan predikat The Best Writer Bekel Sego of The Month kali ini?

1. Hobi menulis sejak kecil

Menulis adalah hobi seorang Muashofa Efida sejak masih di Sekolah Dasar. Bermula dari iseng menulis ulang kartun yang ia tonton ketika masih SD, kemudian pada saat SMP Efida mulai belajar menulis cerpen, berlanjut hingga kuliah. Hingga saat ini, Efida juga masih menulis cerpen. Ketika memasuki masa kuliah, dia mulai belajar untuk menulis artikel.

Efida aktif menulis ketika mulai membimbing muridnya dalam komunitas Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) yang berdiri sejak tahun 2015. Dia memotivasi murid-muridnya untuk gemar menulis. Hal ini membuat Efida harus giat menulis, karena untuk memberikan contoh kepada muridnya. Saat ini menulis essay ilmiah, karya tulis ilmiah, dan juga artikel populer.

Baca Juga: Enaknya Menjadi Seorang Penulis Kreatif

2. Seorang guru yang masih aktif menulis

Dok. Pribadi/Muashofa Efida

Saat ini Efida bekerja sebagai guru kimia di SMK Plus Nahdlatul Ulama Sidoarjo. Pengabdian menjadi seorang guru sudah dilakoni selama 12 tahun. Tentunya banyak suka dan duka dalam perjalanan Efida menjadi guru.

Dok. Pribadi/Muashofa Efida

Efida juga kerap memotivasi murid-muridnya untuk menulis dan dan aktif mengikuti perlombaan menulis. Tidak hanya memotivasi, Efida pun masih aktif mengikuti berbagai lomba menulis.

Dok. Pribadi/Muashofa Efida

Dia  juga kerap mengajak murid-muridnya untuk ikut membuat buku antologi puisi. Efida juga sering mengikuti kegiatan kepenulisan antologi essay, puisi, atau cerpen. Hingga akhirnya, ia mampu menerbitkan karya essay murid-murid bimbingannya. 

Baca Juga: 9 Pengalaman Berharga Menjadi Guru, Tidak Terlupakan!

3. Pernah menerbitkan buku karya sendiri

Buku karya Efida, Jejak Langkah Sembilan Purnama

Selain itu, pada September lalu wanita berusia 40 tahun yang berasal dari Sidoarjo, Jawa Timur ini telah berhasil menerbitkan buku berjudul ‘Jejak Langkah Sembilan Purnama’ yang berisi pengalamannya dalam berjuang untuk bisa lolos CGP hingga kelulusan PGP.

Perjalanannya dari Calon Guru Penggerak (CGP) hingga lulus Pendidikan Guru Penggerak (PGP) selama sembilan bulan, mampu menghasilkan buku ‘best practise CGP’. Buku tersebut mampu dia susun dalam 1,5 bulan.

Pengalamannya dalam menulis tidak hanya sampai disitu, Efida juga pernah mengikuti event menulis puisi yang diselenggarakan oleh komunitas menulis, ia mengajak beberapa orang untuk menjadi kontributor dalam antologi puisi, beberapa diantaranya yaitu:

  1. Damai Sepanjang Masa‘ yang bertemakan ‘Damai. Ia mengajak 9 orang rekan guru untuk berkontribusi dalam antologi ini.
  2. Nada Rasa Pelangi‘, berisi ‘Ungkapan untuk Guru’. Ia mengajak 10 muridnya untuk berkontribusi dalam antologi ini.
  3. Doa dan Cahaya‘, bertemakan ‘Harapan Kehidupan’. Ia mengajak 6 muridnya untuk berkontribusi dalam antologi ini.

Efida juga menjadi kontributor antologi puisi lain dimana ia tidak mengajak orang lain untuk berkontribusi, yaitu puisi akrostik juga puisi dengan tema ‘ibu’.

4. Artikel menjadi salah satu media dalam mendidik anak muridnya 

Dok. Pribadi/Muashofa Efida

Setiap artikel yang sudah ditulis, Efida selalu meminta kepada murid-muridnya agar membacanya. Dengan membaca artikel yang berhasil terbit di berbagai media, juga secara tidak langsung memberikan motivasi tersendiri kepada muridnya, agar terus aktif menulis.

Menulis merupakan kegiatan yang dapat merangsang dan melatih sel otak aktif berkerja. Hal inilah yang membuat Muashofa Efida, menjadikan kegiatan menulis sebagai ajang senam otak. 

5. Harus pandai membagi waktu antara mendidik, menulis, dan rumah tangga

The Best Writer Bekel Sego of The Month, Muashofa Efida

Saat ini wanita yang biasa dipanggil Efi juga tengah mengikuti Pendidikan Guru Penggerak. Efida juga merupakan seorang ibu rumah tangga dengan 2 orang anak. Untuk itu, dia harus mampu membagi waktu antara tugas sebagai ibu dan tugas profesi.

“Ketika di rumah, maka saya akan meletakkan semua pekerjaan terkait sekolah, kecuali di saat anak-anak sudah tidur pada saat tengah malam, saya bisa sedikit-sedikit mengerjakan tugas sekolah. Saya upayakan tugas sekolah akan saya kerjakan di sekolah. Jadi ketika di rumah, saya bisa fokus ke anak-anak”, ujar Efida kepada Tim Bekel Sego.

Sangat mengispirasi bukan? Itulah cerita tentang Muashofa Efida,  seorang wanita yang mampu membagi waktu antara mendidik, pekerjaan rumah tangga, dan menulis. Tentunya, itulah alasan yang menjadikan Muashofa Efida menyandang predikat The Best Writer Bekel Sego of The Month.

Baca Juga: Disiplin Dalam Menulis. Haruskah?

 

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button