Menelusuri Kampung Batik Laweyan Solo, Banyak Spot Foto Instagramable!

Bagi kamu yang menginginkan busana dengan ciri khas batik Solo atau ingin memberikan oleh-oleh bagi kerabat jauh yang akan kamu kunjungi, mengapa tak mencoba menyempatkan diri singgah ke Kampung Batik Laweyan. Kampung wisata belanja ini terletak di kawasan paling barat Kota Solo.
Kampung Batik Laweyan merupakan kawasan sentra industri batik yang sudah ada sejak zaman kerajaan Pajang tahun 1546 M dan mencapai kejayaan pada era 1970an. Karya seni tradisional batik terus ditekuni masyarakat Laweyan sampai sekarang. Kampung Batik Laweyan merupakan tempat favorit turis baik lokal maupun mancanegara.
Batik merupakan karya seni tradisional yang banyak ditekuni oleh masyarakat Laweyan Solo sampai sekarang. Suasana kegiatan membatik di Laweyan tempo dulu banyak didominasi oleh keberadaan para juragan batik sebagai pemilik usaha batik.
Kampung batik Laweyan hanya berjarak beberapa kilometer dari pusat kota solo atau dari jl Slamet Riyadi. Lokasi yang mudah dijangkau dari arah manapun, menjadikan Kampung Laweyan mendapat tempat tersendiri dari para pengunjung.
Kampung Batik Laweyan merupakan kawasan kota tua

Laweyan merupakan kawasan tua di kota Solo yang sangat penting dan terkenal karena hasil budaya yang sangat menarik yaitu kain batik. Pengunjung dapat langsung membeli kain batik yang tersedia di penjuru sudut gang Kampung Batik Laweyan.
Bangunan Kampung Laweyan yang kental dengan eksotis dan kemegahan karya seni yang dipengaruhi arsitektur tradisional Jawa, Eropa, Cina dan Islam menambah Kampung Laweyan semakin mengagumkan untuk dikunjungi. Banyak gang sempit yang menghubungkan antar rumah dan jalan sehingga mirip dengan sebuah kawasan kota lama. Memang, pada dasarnya Kampung Laweyan merupakan kota tua yang masih hidup dengan segala keindahannya.
Baca Juga:
Kampung batik laweyan merupakan cagar budaya

Sebagai kawasan cagar budaya, dilokasi terdapat beberapa situs sejarah masa lalu diantaranya makam Kyai Ageng Anis (tokoh yang menurunkan raja-raja Mataram), bekas rumah Kyai Ageng Anis dan Sutowijoyo (Panembahan Senopati), bekas pasar Laweyan, bekas Bandar Kabanaran, makam Jayengrana (Prajurit Untung Suropati), Langgar Merdeka, Langgar Makmoer dan rumah H. Samanhudi pendiri Serikat Dagang Islam.
Keberadaan situs ini semakin menambah kekentalan nuansa sejarah kejayaan masa lalu. Kampung Laweyan didesain sedemikian rupa sebagai upaya untuk mempercantik kawasan dan nyaman bagi para pengunjung yang datang ke Kampung Laweyan.
Baca Juga:
Terdapat 20 lebih pengusaha batik

Sebagian besar rumah Kampung Laweyan dibuat sebagai tempat tinggal sekaligus showroom batik-batik yang dihasilkan oleh masyarakat. Batik dengan motif Tirto Tejo dan Truntun merupakan ciri khas utama batik Laweyan, dan beberapa khas batik solo.
Disepanjang jalan perkampungan ini kita dapat menemukan sedikitnya 20 showroom/galeri batik. Beberapa galeri yang dapat kita temukan diantaranya Batik Puspa Kencana, Morin Modiste, Nesa Noer, Cempaka, Gunawan Design, Gres Tenan, Molino, Chusnul Khotimah, Tjahaya Baru, Nugroho, Santika, Sidoluhur, Adityan, Merak Ati, Jjokro Sumanto, Gentong Ayu, Putra Laweyan, Luar Biasa, Merak Manis dan Cahaya Putra.
Pengunjung bisa belajar membatik

DI kampung batik laweyan, kamu tidak hanya berlibur saja tapi juga belajar membatik. Kamu bisa menemukan studio membatik yang menjadi salah satu ruangan favorit para wisatawan.
Di sini kamu dapat melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana batik lukis tangan dibuat dengan cara tradisional. Selain melihat-lihat, kamu juga akan belajar cara membatik dengan menggunakan lilin panas. Di bagian belakang museum, kamu bisa melihat langsung proses produksi batik cap, bahkan kamu juga akan belajar cara membuat batik cap sendiri.
Baca Juga:
Tempat nongkrong yang asyik di Solo

Selain batik, kawasan Kampung Laweyan menyediakan kuliner khas solo seperti sate kere, pecel, tengkleng, garang asem dan aneka masakan khas jawa.
Selain karena hasil batik yang sangat menakjubkan, pengunjung sejenak bersantai dimanjakan dengan musik khas solo seperti Kroncong, karawitan dan rebana. Musik tersebut merupakan jenis kesenian tradisional yang banyak ditemukan di masyarakat Laweyan.
Baca Juga: 16 Motif batik Nusantara, Beragam dan Sarat dengan Makna


















