PendidikanSosiologi

5 Faktor Penyebab Terjadinya Konflik Sosial, Simbol Kegagalan Komunikasi dan Keadilan

Dalam masyarakat, konflik selalu akan mewarnai fenomena sosial yang terefleksikan sebagai fakta sosial. Konflik sebagai proses sosial akan selalu berlangsung dalam kehidupan bermasyarakat karena masyarakat bersifat dinamis. Dinamika tersebut merupakan jawaban atas tuntutan kehidupan baik secara pribadi maupun kelompok.

Secara umum, konflik sosial dapat diartikan sebagai pertentangan antar anggota masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam kehidupan. Konflik sosial merupakan salah satu bentuk proses sosial yang bersifat disosiatif, di samping persaingan.

Sepanjang sejarah manusia, konflik ini telah menyertainya, misalnya pada zaman kuno terjadi konflik antar dewa dalam bentuk peperangan, konflik antar suku dalam mempertahankan dan memperebutkan wilayah, sedangkan konflik yang terjadi pada dekade sekarang lebih beragam lagi.

Di dalam masyarakat terdapat dua jenis konflik sosial, yaitu: konflik secara vertikal (negara versus warga, buruh versus majikan) dan konflik secara horizontal (antarsuku, antaragama, dan antarmasyarakat).

Terjadinya konflik sosial dipicu oleh faktor ekonomi, politik, agama, kekuasaan, dan kepentingan lainnya. Selain itu, konflik sosial memiliki dua sifat dan fungsi yang berbeda yaitu: konflik yang
bersifat positif memiliki fungsi sebagai pendukung (konstruktif) dan konflik sosial bersifat negatif yang menjadi faktor perusak (destruktif). Kedua sifat konflik sosial tersebut berpengaruh terhadap tatanan kehidupan masyarakat.

Berikut beberapa faktor penyebab terjadinya konflik sosial dalam masyarakat yang sering terjadi.

1. Perbedaan individu dalam masyarakat

Perbedaan individu merupakan salah satu faktor utama yang dapat memicu konflik sosial. Setiap individu memiliki latar belakang, pola pikir, serta cara pandang yang berbeda dalam memahami suatu hal. Perbedaan ini sering kali tidak terlihat secara langsung, tetapi dapat muncul dalam interaksi sehari-hari.

Saat seseorang berhubungan dengan orang lain dalam lingkungan sosial, tidak selalu terjadi keselarasan dalam pemikiran dan tindakan. Ketidaksepahaman ini bisa menjadi pemicu perselisihan, terutama jika masing-masing individu tetap mempertahankan sudut pandangnya tanpa adanya upaya untuk mencapai kesepahaman.

Perbedaan invididu bisa terjadi secara fisik dan mental maupun perbedaan material dan non-material.

Perbedaan fisik lebih menekankan pada keadaan jasmaniah, misalnya rupa atau kecantikan, kesempurnaan indera dan bentuk tubuh. Perbedaan mental, misalnya kecakapan, kemampuan dan keterampilan, pendirian atau perasaan. Sedangkan perbedaan material lebih dicirikan dengan kepemilikan harta benda, misalnya orang kaya atau orang miskin, dan perbedaan non-material berkenaan dengan status sosial seseorang. Sehingga dari perbedaan-perbedaan tersebut menimbulkan pertikaian atau bentrokan di antara anggota masyarakat.

Baca Juga:

2. Perbedaan pola kebudayaan

Perbedaan kebudayaan sering kali menjadi pemicu konflik sosial dalam masyarakat. Hal ini bisa terjadi karena setiap kelompok memiliki adat istiadat, bahasa, dan tradisi yang berbeda. Sayangnya, tidak semua orang bersikap terbuka terhadap keberagaman tersebut.

Beberapa faktor yang memperparah konflik budaya adalah sikap yang enggan mengenal budaya lain, rasa cinta berlebihan terhadap budaya sendiri hingga menutup diri dari budaya lain, serta tindakan yang merendahkan kebudayaan orang lain. Jika tidak ada upaya untuk memahami dan menghargai perbedaan ini, konflik bisa dengan mudah muncul dan berkembang.

Dari perbedaan pola kebudayaan tersebut dapat melahirkan dan memperkuat sentimen primordial yang dapat mengarah kepada terjadinya konflik antar golongan atau kelompok.

3. Perbedaan status sosial

Status sosial adalah kedudukan seseorang dalam kelompok atau masyarakat, yang untuk mendapatkannya ada yang bisa diusahakan (achieved status) dan ada pula status yang diperoleh dengan tanpa diusahakan (ascribed status).

Status yang dapat diusahakan misalnya melalui pendidikan, orang yang memiliki tingkat pendidikan tinggi akan berada pada status sosial lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang berpendidikan rendah, sedangkan status yang tanpa diusahakan dapat diperoleh melalui keturunan, seperti kasta dalam Agama Hindu atau kebangsawanan.

Terdapatnya status sosial dalam masyarakat dapat menimbulkan perselisihan untuk mendapatkan kedudukan yang baik.

4. Perbedaan kepentingan

Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia memiliki kepentingan dan usaha yang berbeda, baik kebutuhan dasar maupun kebutuhan sosial, yang dapat menimbulkan pertentangan antar individu atau kelompok.

Tingkat kebutuhan hidup yang berbeda-beda dapat menyebabkan perbedaan kepentingan baik antar individu maupun kelompok. Aspek kepentingan ini dapat berupa ekonomi, politik maupun sosial budaya.

Jadi konflik yang terjadi karena perbedaan kepentingan dapat terjadi pada setiap masyarakat dengan berbagai tingkatannya.

Baca Juga:

5. Ketidaksiapan masyarakat menerima perubahan

Perubahan dalam masyarakat yang terjadi secara cepat sering kali menimbulkan konflik, terutama ketika perubahan tersebut dianggap mengancam atau merugikan kelompok tertentu. Perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi dapat menggeser kebiasaan lama, yang kemudian menimbulkan ketidakseimbangan dalam kehidupan sosial.

Kelompok yang merasa dirugikan biasanya akan berusaha menentang perubahan tersebut, baik melalui protes, perdebatan, maupun tindakan lainnya. Jika tidak ada solusi yang dapat mengakomodasi kepentingan semua pihak, konflik ini bisa berkembang menjadi permasalahan yang lebih besar.

Masuknya unsur-unsur baru ke dalam suatu sistem sosial dapat menimbulkan perubahan yang dapat dapat memicu terjadinya konflik apabila anggota masyarakat tidak seluruhnya menerima.

Misalnya, penggunaan traktor pada bidang pertanian telah merubah struktur mata pencaharian dan melahirkan konflik antara petani dengan buruh tani (tenaga kerja).

Itulah beberapa faktor penyebab terjadinya konflik sosial di masyarakat. Sangat penting bagi kita untuk memahami faktor penyebab terjadinya konflik sosial yang terjadi dan dampak besar yang ditimbulkannya. Harapannya, tentu saja masyarakat dapat diambil tindakan yang tepat untuk mengatasi konflik sosial tersebut.

Baca Juga: Wajib Tahu! 4 Hal Ini Pantang Kamu Share Di Media Sosial

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button