Sejarah

Senjata Pembunuh Massal, 11 Fakta Menarik Tentang Peristiwa Bom Atom di Hiroshima dan Nagasaki

Peristiwa bom atom di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan di Nagasaki pada 9 Agustus 1945 merupakan salah satu peristiwa paling menentukan dan tragis dalam sejarah manusia.

Dua ledakan dahsyat ini tidak hanya mengakhiri Perang Dunia II, tetapi juga membuka babak baru dalam era nuklir, dan menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi Jepang.

Di balik dampak mengerikan tersebut, terdapat beberapa fakta menarik yang patut untuk dipelajari lebih lanjut.

1. Sebagai bom atom pertama yang digunakan dalam perang

Pada 6 Agustus 1945, bom atom pertama yang digunakan dalam perang, dijatuhkan di Hiroshima menggunakan pesawat pengebom B-29 Amerika Serikat bernama Enola Gay. Tiga hari kemudian, pada 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di Nagasaki oleh pesawat B-29 lainnya bernama Bockscar. Kedua bom ini dijatuhkan pada pagi hari.

Baca Juga:

2. Bom atom di Hiroshima dan Nagasaki memiliki nama sandi

Bom yang dijatuhkan di Hiroshima diberi nama sandi ‘Little Boy’ (Anak Kecil), sementara yang dijatuhkan di Nagasaki disebut ‘Fat Man’ (Pria Gemuk). Nama-nama ini merujuk pada bentuk fisik kedua bom tersebut. Little Boy adalah bom uranium yang lebih ramping, sedangkan Fat Man adalah bom plutonium yang lebih bulat dan gemuk. Pemilihan nama ini ironis mengingat daya hancur yang luar biasa dari kedua perangkat tersebut.

3. Bom atom di Hiroshima dan Nagasaki memiliki daya ledak yang sangat dahsyat

Bom Little Boy yang dijatuhkan di Hiroshima memiliki kekuatan ledakan setara dengan 15 kiloton TNT, sementara Fat Man yang menghantam Nagasaki memiliki kekuatan sekitar 20 kiloton TNT. Ledakan dahsyat ini menyebabkan kehancuran besar dan menewaskan puluhan ribu orang seketika.

4. Jam Tangan berhenti seketika ketika bom dijatuhkan

Banyak jam tangan dan arloji yang ditemukan di reruntuhan Hiroshima dan Nagasaki berhenti tepat pada pukul 08:15 pagi (Hiroshima) dan 11:02 pagi (Nagasaki), yaitu saat bom meledak. Artefak-artefak ini menjadi pengingat yang mengerikan dan abadi tentang momen di mana waktu berhenti bagi ribuan orang.

5. Dampak Langsung dan Jangka Panjang

Ketika Amerika Serikat (AS) menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki di Jepang, kota-kota tersebut hancur total. Pada 1950, lebih dari 340.000 orang telah meninggal sebagai akibatnya dan beberapa generasi teracuni radiasi. Paparan radiasi ini menyebabkan kerusakan organ, kanker, luka bakar radiasi, mutasi genetik, dan kematian jangka panjang.

Para penyintas bom atom di Jepang dikenal sebagai “Hibakusha”, yang secara harfiah berarti orang yang terkena ledakan. Mereka tidak hanya menderita luka fisik dan penyakit radiasi jangka panjang, tetapi juga menghadapi stigma sosial dan diskriminasi.

6. Ada tumbuhan yang mampu bertahan hidup setelah terjadinya ledakan

Meskipun kehancuran total, beberapa pohon dan tanaman di Hiroshima dan Nagasaki berhasil bertahan hidup dari ledakan dan radiasi. Pohon Ginkgo Biloba, misalnya, dikenal karena ketahanannya dan beberapa di antaranya tumbuh kembali setelah pengeboman. Pohon-pohon ini kini menjadi simbol harapan dan ketahanan hidup.

7. Sebelum menjatuhkan bom, Amerika sudah memberi peringatan

Ada anggapan yang beredar bahwa bom atom dijatuhkan tanpa peringatan. Kenyataannya, Amerika Serikat menjatuhkan jutaan selebaran di beberapa kota Jepang, termasuk Hiroshima dan Nagasaki, beberapa hari sebelum pengeboman. Selebaran tersebut memperingatkan warga sipil untuk mengungsi dan mendesak Jepang untuk menyerah. Namun, ternyata peringatan ini tidak efektif, karena rakyat Jepang mengindahkan peringatan tersebut.

8. Alasan Pemilihan Hiroshima dan Nagasaki

Hiroshima dipilih sebagai target utama karena merupakan pusat militer dan industri penting bagi Jepang, dengan fasilitas pasokan militer dan gudang senjata. Nagasaki, di sisi lain, dipilih sebagai target cadangan setelah cuaca buruk menghalangi pengeboman di Kokura, target utama kedua. Meskipun Nagasaki memiliki topografi yang berbukit-bukit, bom tersebut tetap menimbulkan kerusakan besar.

9. Akhir dari Perang Dunia 2

Jatuhnya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki mempercepat akhir Perang Dunia 2. Pada 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito mengumumkan penyerahan tanpa syarat Jepang kepada Sekutu, yang kemudian resmi ditandatangani pada 2 September 1945. Pengeboman ini dianggap sebagai faktor utama yang mendorong Jepang untuk menyerah.

Baca Juga:

10. Bom atom di Hiroshima dan Nagasaki memiliki efek radiasi jangka panjang

Selain kerusakan fisik dan kematian langsung, bom atom juga menyebabkan efek radiasi jangka panjang. Banyak korban yang mengalami luka bakar parah, leukemia, dan berbagai jenis kanker. Generasi berikutnya juga mengalami dampak dari radiasi ini, dengan meningkatnya risiko cacat lahir dan penyakit lainnya.

11. Awal dari pengembangan senjata nuklir

Setelah Perang Dunia II, banyak negara mulai mengembangkan senjata nuklir, memicu perlombaan senjata selama Perang Dingin. Pengalaman mengerikan dari Hiroshima dan Nagasaki sering dijadikan peringatan akan bahaya senjata pemusnah massal ini.

Peristiwa jatuhnya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki bukan hanya peristiwa sejarah, tetapi juga pengingat penting akan kekuatan destruktif senjata nuklir yang sangat mematikan dan pentingnya perdamaian dunia.

Baca Juga: Menilik Peran Indonesia di Tengah Pusaran Perang Dingin Antara Blok Barat dan Timur

Fransisca Dewi

Doyan traveling, dan kuliner

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button