Cerita Sejarah dari Pegangsaan Timur, 7 Fakta Menarik Tentang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Jum’at, 17 Agustus 1945 sebagai tanggal yang sakral bagi bangsa Indonesia tentunya tidak terlepas dari sejarah panjang para pejuang bangsa untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia.
Bisa mencapai kemenangan tersebut memang menjadi kado terindah bagi seluruh rakyat Indonesia. Maka tidaklah heran, di saat momen Hari Kemerdekaan tiba berbagai upacara pun diselenggarakan di setiap pelosok negeri sebagai suatu penghormatan untuk para pahlawan yang telah berjuang merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.
Namun, apakah kalian mengetahui apa yang benar-benar terjadi pada momen kemerdekaan tersebut? Terdapat beberapa fakta detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia yang belum banyak diketahui orang.
Fakta ini tentu menjadi bagian dari proses kemerdekaan negara kita tercinta yaitu Indonesia. Berikut beberapa fakta menarik dibalik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang menarik untuk disimak.
1. Naskah asli proklamasi ditemukan di tempat sampah
Ternyata teks proklamasi yang ditulis tangan Bung Karno dan didikte Bung Hatta hampir hilang. Untung saja ada Diah, seorang jurnalis asal Aceh yang menemukan teks proklamasi di sebuah tempat sampah.
Diah diketahui menemukan naskah Proklamasi yang telah disalin menggunakan mesin tik oleh Sayuti Melik di tempat sampah di rumah Laksamana Maeda pada 17 Agustus 1945 dini hari.
Baca Juga:
2. Mengapa tanggal 17 Agustus?
Menurut Soekarno, yang paling penting dalam suatu peperangan adalah revolusi dan waktu yang tepat. Soekarno menjelaskan pada buku 17 Fakta Mencengangkan Di Balik Kemerdekaan Indonesia (2015) yang ditulis Hendrik F Isnaen, Ia percaya pada mistis dan ia tidak bisa menerangkan secara masuk akal mengapa tanggal 17 memberikan harapan kepadanya.
Tetapi di lubuk hati yang paling dalam Soekarno angka 17 adalah tanggal yang sangat baik, angka keramat dan angka suci.
Soekarno berpendapat tanggal 17 yang bertepatan di hari Jumat Legi adalah Jumat yang manis dan suci. Alasan lain yang paling membuat bulu kuduk merinding adalah Al-Qur’an diturunkan tanggal 17 dan Soekarno teringat kepada Nabi Muhammad Saw memerintahkan umatnya menunaikan salat 17 rakaat bukan 10 atau 20 rakaat karena kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia.
2. Bung Karno Sakit Malaria saat Membacakan Naskah Proklamasi
Dua jam sebelum pembacaan naskah Proklamasi, tepatnya pukul 08:00 WIB, Bung Karno didiagnosa mengalami gejala malaria tertian. Suhu badannya tinggi akibat begadang untuk menyusun konsep naskah proklamasi bersama sahabat-sahabatnya di rumah Laksamana Maeda.
Saat itu dr. Soeharto, dokter pribadi Bung Karno datang ke kediamannya di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini, Jakarta Pusat, untuk memeriksa kondisi Bung Karno. Setelah itu ia di suntik dan diminta meminum obat untuk kemudian tidur. Setelah itu Bung Karno bangun pukul 09:00 WIB dan melakukan upacara Proklamasi pada pukul 10:00 WIB.
Terlihat perjuangan Bung Karno yang pada dasarnya sedang sakit namun tak melunturkan semangatnya untuk memproklamasikan kemerdekaan.
3. Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sangat sederhana
Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung sangat sederhana yaitu tanpa protokol, tanpa korps musik, tanpa pancaragam dan tanpa konduktor. Tiang bendera berupa bambu kasar yang ditancapkan ke tanah dan disiapkan beberapa saat sebelum acara dimulai.
Setelah pembacaan Proklamasi Kemerdekaan selesai, dilanjutkan dengan upacara pengibaran bendera Merah Putih oleh Latief Hendraningrat dan Suhud Sastro Kusumo. Meskipun sederhana, tetapi upacara tersebut berlangsung dengan haru dan sangat khidmat.
4. Bendera RI terbuat dari kain sprei
Pada tanggal 16 Agustus 1945, istri Bung Karno, Bu Fatmawati sudah menyiapkan kain yang bagus untuk bendera merah putih. Sayangnya kain tersebut sangat kecil dengan panjang hanya 50 cm.
Karena waktu yang terbilang mempet, Bu Fatmawati memutuskan untuk mencari kain di lemari. Tak lama kemudian, akhirnya ia menemukan kain putih dari kain sprei. Sementara kain merah ia dapat dari seorang pemuda bernama Lukas Kastaryo yang dibeli dari penjual soto.
5. Negatif film disimpan di bawah pohon
Saat upacara Proklamasi berlangsung, momen tersebut diabadikan seorang fotografer bernama Frans Mendoer. Ketika upacara selesai dilaksanakan, Frans tiba-tiba didatangi tentara Jepang yang ingin merampas negatif film gambar tersebut. Untung saja Frans berbohong dengan mengatakan negatifnya sudah diserahkan ke Barisan Polopor. Ternyata negatif film diamankan di bawah pohon yang berada di halaman harian Asia Raja.
Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang. Tak dapat dibayangkan, bagaimana jika waktu itu Mendoer bersikap jujur pada Jepang?
6. Suara Bung Karno saat membaca proklamasi, baru direkam 6 tahun kemudian
Saat Soekarno membaca naskah proklamasi, dokumentasi berupa suara atau video tak bisa dilakukan. Teknologi di Indonesia saat itu belum memungkinkan untuk mengambil video ataupun merekam suara.
Jika hanya bisa diabadikan dalam bentuk foto saja, lalu suara siapakah yang sedang membaca teks proklamasi?
Rekaman suara yang biasa diperdengarkan di beberapa tempat bersejarah seperti museum atau monas, ternyata memang suara asli Soekarno.
Melansir dari berbagai sumber, suara Soekarno yang biasa diperdengarkan bukanlah suara yang diambil tahun 1945. Melainkan suara asli Soekarno yang direkam pada tahun 1951 di studio Radio Republik Indonesia (RRI) yang saat ini bertempat di Jalan Merdeka Barat 4-5, Jakarta Pusat.
Baca Juga:
7. Mesin tik naskah proklamasi berasal dari Nazi Jerman
Memang tidak bisa dipungkiri, Nazi Jerman mempunyai peranan penting terhadap jalannya proklamasi kemerdekaan Indonesia. Fakta sejarah ini banyak tidak diketahui bangsa Indonesia.
Naskah proklamasi Indonesia tidak akan bisa dibuat tanpa bantuan Kriegsmarine (Angkatan Laut Jerman Nazi). Sayuti Melik yang kemudian mengetik naskah proklamasi untuk kemudian, keesokan harinya, dibacakan oleh Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945.
Saat ini, mesin tik kepunyaan Kriegsmarine yang digunakan untuk mengetik naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia telah disimpan di bangunan yang sama tempat saat itu naskah tersebut diketik, yaitu di Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Jalan Imam Bonjol No.1, Menteng, Jakarta.
Itulah beberapa fakta menarik tentang proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang dibacakan oleh Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945. Semoga bermanfaat.
Baca Juga: Apa Makna Proklamasi Kemerdekaan Bagi Generasi Muda? Ini Jawabannya


















