Social & Culture

6 Tarian Dari Jakarta Yang Masih Bertahan, Patut Dilestarikan!

Tarian mencerminkan identitas sebuah kebudayaan. Betawi atau Jakarta memiliki cukup banyak tarian tradisional yang hidup dan berkembang dalam kebudayaan masyarakat aslinya, yakni masyarakat Betawi. Tarian dari Jakarta terbentuk dari proses asimilasi berbagai kebudayaan, seperti Melayu, Arab, China, Portugis, India, dan lain sebagainya.

Tarian dari Jakarta juga mempunyai ciri khas sendiri, yaitu penggunaan suara musik pengiring yang riang serta gerakan-gerakan tari yang dinamis. Berikut, beberapa  jenis tarian dari Jakarta yang paling populer untuk kamu ketahui.

1. Tari Topeng

Tari Topeng cukup lama dikenal dan berkembang dalam masyarakat Betawi. Tarian ini merupakan paduan aspek tari, musik, dan teater. Penggunaan topeng dalam tarian ini didasarkan atas kepercayaan masyarakat Betawi dahulu bahwa topeng mempunyai kekuatan magis yang dapat menolak bala, bahkan menghilangkan rasa duka. Oleh karenanya, Tari Topeng biasanya dipentaskan untuk memeriahkan pesta-pesta penting, misalnya pada acara pernikahan dan khitan.

Baca Juga:

2. Tari Yapong

Tari Yapong pertama kali diperkenalkan pada tahun 1977 dalam rangka mempersiapkan acara ulang tahun kota Jakarta ke-450. Tari Yapong diciptakan oleh Bagong Kusudiarjo. Nama tari ini berasal dari bunyi nyanyian lagunya “ya, ya, ya”  dan alunan musik yang berbunyi “pong, pong, pong.” Gerakan tarian ini sangat dinamis dan gembira sehingga sering dipentaskan dalam acara-acara sambutan.

3. Tari Lenggang Nyai

Tari Lenggang Nyai juga sering disebut sebagai tari Lenggang Betawi. Tarian ini diciptakan oleh Wiwik Widiastuti pada tahun 1998 hingga tarian ini bisa dianggap masih baru. Tarian ini didasarkan pada cerita rakyat setempat, yakni tentang Nyai Dasimah yang telah berhasil keluar dari perkawinan yang merenggut kebebasannya.

Seperti Tari Cokek, Tari Lenggang Nyai juga banyak dipengaruhi oleh budaya China. Sekelompok gadis belia berjumlah 4 atau sampai 6 orang biasanya yang membawakan tarian ini dan sering dipentaskan pada acara-acara resmi penyambutan tamu penting atau pernikahan.

4. Tari Zapin Betawi

Tari ini merupakan akulturasi budaya Melayu dan Arab. Tarian ini tidak hanya menghibur tetapi juga memiliki nilai edukatif, mengajarkan tentang sejarah dan dakwah Islam yang dibawa oleh pedagang Arab ke Nusantara.

Penari menggunakan kerudung, dan tarian ini memiliki unsur edukatif. Musik gambus dan marwas yang lembut menambah nuansa Arab yang kental pada tarian ini.

5. Tari Cokek

Tari Cokek yang lebih mirip dengan budaya China, adalah contoh lain dari keberagaman budaya di Jakarta. Dengan makeup putih tebal dan musik Gambang Kromong, tarian ini menampilkan pengaruh budaya China yang telah lama berbaur dengan adat Betawi.

Baca Juga:

6. Tari Sirih Kuning

Tari Sirih Kuning adalah tarian yang digunakan dalam upacara pernikahan adat Betawi. Dinamakan sirih karena pada tarian ini digunakan sirih dare berwarna kuning. Sirih ini diberikan kepada kedua calon pengantin. Gerakan dalam tari sirih kuning ini merupakan gerakan kombinasi dengan tari cokek.

Tarian ini menunjukkan adanya sepasang penari pria dan wanita. Pada zaman dahulu, tarian ini merupakan tarian betawi laki-laki dan perempuan, namun sekarang menjadi tari anak-anak. Tari ini pun tidak dilakukan berpasang-pasangan lagi. Kini, tarian ini sering ditampilkan ketika ada acara besar ataupun acara adat. Musik khas dari tari Sirih Kuning ini adalah Gambang Kromong.

Berbagai tarian dari Jakarta tersebut, masih sering dipertontonkan baik itu di dalam acara-acara besar maupun acara adat.

Baca Juga: 8 Kesenian Tradisional Indonesia Yang Bernuansa Mistis, Ada Yang Sampai Kesurupan!

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button