Ulasan Film Dear Santa (2024), Cocok jadi Tontonan Keluarga Lintas Usia
Rilis perdana pada 25 November 2024, Dear Santa memang ditujukan untuk menyambut perayaan Natal tahun ini. Ide ceritanya sederhana, alur filmnya pun runtut dan mudah dipahami, sehingga cocok dijadikan tontonan lintas usia ketika berkumpul bersama keluarga.
Sinopsis Film Dear Santa (2024)
Liam Turner, bocah berusia sebelas tahun penyandang disleksia, salah menuliskan nama penerima pada amplop surat berisi permintaan Natalnya. Ia keliru meletakkan huruf “n” yang seharusnya berada di tengah pada kata “Santa”, menjadi berada di posisi paling akhir. Alhasil, surat itu justru menyasar kepada “Satan”. Dari sinilah awal mula kejadian-kejadian luar biasa yang dialami Liam, tokoh utama dalam film Dear Santa.
Awalnya, kehidupan Liam di lingkungan sekolah sedikit payah. Ia sulit mendapatkan teman dan kerap menjadi bahan olok-olok akibat gangguan proses belajar yang dideritanya. Namun, semenjak kejadian salah kirim surat Natal itu, kehidupan Liam berubah secara ajaib. Ia memiliki kemampuan dan keberanian yang sebelumnya tidak dimiliki.
Tentu saja, perubahan yang dialami Liam merupakan campur tangan si Satan. Liam yang pada awalnya meragukan tawaran konsensus yang diajukan Satan, perlahan-lahan mulai menaruh kepercayaan setelah melihat satu per satu kemajuan yang berhasil ia capai.
Kocaknya, demi meraih kepercayaan Liam, Satan justru sering kali kebablasan dalam memberikan bantuan. Ia menjalankan rencana-rencana tambahan di luar sepengetahuan Liam dan terkadang melenceng jauh dari kesepakatan awal. Akibatnya, meskipun membuahkan hasil akhir yang gilang-gemilang, tetapi rencana-rencana tersebut juga menimbulkan kekacauan.
Perubahan pada diri Liam tentunya mengundang kekhawatiran sekaligus kecurigaan orang tuanya, Molly dan Bill Turner. Terlebih lagi, Liam sering menyebut-nyebut tentang Santa atau Satan yang mendatangi kamarnya. Molly dan Bill sempat mendengar langsung putranya itu bercakap-cakap sendiri pada suatu malam, seolah-olah sedang berbincang dengan orang lain. Didorong oleh keyakinan bahwa putra mereka sedang mengalami gangguan psikologis, Molly dan Bill pun akhirnya meminta bantuan seorang psikiater.
Baca Juga:
Ulasan Ulasan Film Dear Santa (2024)
Penggemar film-film komedi besutan Farrelly Bersaudara pasti sudah bisa membayangkan kekocakan film Dear Santa. Kepiawaian dua sineas asal Amerika Serikat itu dalam meracik komedi dengan beberapa genre lain memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Terbukti, unsur humor, fantasi, dan drama dalam film Dear Santa nyaris tidak bercela. Porsi masing-masing unsur pun sangat proporsional. Penonton dibuat tersenyum, tertawa lepas, tegang, terharu, bahkan sedih pada bagian-bagian yang tepat.
Hal yang paling saya sukai dari film-film Farrelly Bersaudara adalah mengutamakan unsur kelogisan cerita di atas segalanya. Meskipun bergenre fantasi, koherensi antara imajinasi dan rasionalitas dalam film Dear Santa tidak lantas diabaikan begitu saja.
Ada beberapa adegan dan narasi yang mengupayakan agar keseluruhan cerita tetap sesuai nalar, misalnya sikap Molly dan Bill yang menganggap kedatangan Santa atau Satan ke kamar Liam adalah hal mustahil, juga kecurigaan pasangan suami-istri itu terhadap Gibby yang mengaku mengidap kanker dan akan menjalani kemoterapi sementara bocah itu terlihat segar-bugar. Ada pula skenario Post Malone yang lupa pada kejadian ketika konsernya digelar. Selain itu, bantuan Satan yang tidak secara cuma-cuma juga menegaskan bahwa sejatinya setan dalam konteks kehidupan nyata bukanlah entitas baik yang pantas dijadikan teman.
Soal pesan moral, tidak perlu dipertanyakan, boleh dikatakan Dear Santa merupakan film yang bertabur pesan moral, baik yang ditampilkan secara eksplisit maupun implisit. Farrelly Bersaudara memang ahli dalam menyelipkan nasihat, teguran, bahkan kritik dalam karya-karyanya secara halus dan tanpa menggurui.
Hal lain yang saya apresiasi dari film Dear Santa adalah peran Jack Black sebagai Satan. Aktor kawakan yang satu ini memang selalu totalitas dengan perannya. Dia tidak perlu beraksi berlebihan untuk membuat penonton tertawa, melihatnya berjalan hilir-mudik di dalam ruangan dengan mengenakan kostum ketat saja sudah cukup membuat saya nyengir kuda. Belum lagi ekspresinya ketika merayu Liam, natural tapi tetap bikin geli hati.
Robert Timothy Smith yang memerankan tokoh Liam Turner juga tidak bisa disepelekan. Dia mendalami peran dengan sangat baik. Saya yakin, karir aktor berusia tiga belas tahun ini di dunia perfilman ke depannya akan lebih bersinar. Adegan ketika dia menari bersama Post Malone, yang dimaksudkan untuk memberi surprise kepada teman-temannya dalam film itu, menjadi surprise dalam arti yang sesungguhnya bagi penonton. Agaknya sang Aktor melakukan adegan tersebut bukan sekadar sebagai pemenuhan peran, melainkan menari dengan sepenuh hati. Saya menikmati sekaligus mengagumi gerakannya yang begitu luwes tetapi penuh energi.
Baca Juga:
Selain Jack Black dan Robert Timothy Smith, ada pula aktor dan aktris lain yang turut menyukseskan film Dear Santa, sebut saja Hayes MacArtur, Brianna Howey, Jaden Carson Baker, Kai Cech, Gavin Munn, serta musisi ternama Amerika Serikat, Post Malone.
Meskipun Dear Santa adalah film komedi, tetapi emosi yang ditimbulkan ketika saya menonton film ini sangat kompleks. Farrelly Bersaudara berhasil mengaduk-aduk emosi penonton melalui film berdurasi 1 jam 48 menit ini.
Singkatnya, film Dear Santa cocok dijadikan tontonan keluarga. Selain penuh hikmah, alurnya yang ringan mudah dipahami oleh anak-anak, unsur kelogisan cerita juga dapat diterima orang dewasa.
Baca Juga: Review Film Mulan Live action, Sang Perempuan Berani dan Badas
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.