Tak Selamanya Indah, Berikut 5 Dampak Negatif Menikah Muda


Ilustrasi penikahan dini (pexels/timur weber)

Memiliki rumah tangga yang bahagia adalah impian bagi setiap pasangan. Namun kehidupan pernikahan juga dapat menyeramkan apabila pasangan belum memiliki modal yang cukup untuk menyelami bahtera rumah tangga. Tak hanya modal cinta, biaya dan mental menjadi hal sangat penting untuk bekal berumah tangga.

Hal ini dikarenakan nantinya dalam membina rumah tangga tak selama cinta menjadi hal yang paling utama. Manajemen emosi, ketenangan, ilmu, keuangan serta kedewasaan saat berpikir ataupun memecahkan masalah juga sangat penting.

Menyatukan dua kepala dan keluarga dalam sebuah ikatan suci bernama pernikahan bukan hal yang mudah dilakukan. Meskipun tak selalu, tapi usia juga dapat menentukan cara berpikir, kemampuan problem solving dan kedewasaan seseorang. Dengan usia matang, pekerjaan yang stabil dan ilmu yang mumpuni akan mengubah cara pandang, perilaku, kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah seseorang.

Oleh karena itu, menikah di usia muda dapat menimbulkan berbagai masalah apabila keduanya masih belum siap dalam segala hal. Secara lebih jelas, berikut merupakan 5 dampak negatif yang dapat ditimbulkan ketika menikah muda.

1. Kekerasan dalam Rumah Tangga

Di usia muda, seringkali perkembangan kognitif dan manajemen emosi seseorang belum bisa tumbuh secara maksimal atau belum matang. Hal ini sangat berpotensi menyebabkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Dalam rumah tangga tak selalu bahagia seperti di drama, sehingga ketika masalah datang dan kemampuan pasangan dalam menyelesaikan masalah dan manajemen emosinya sangat diperlukan. Ketika manajemen emosinya buruk, maka bukan tidak mungkin terjadi adanya kekerasan dalam rumah tangga.

Pun saat ini tak hanya kekerasan fisik yang menjadi masalah, kekerasan lisan juga dapat memberikan dampak yang luar biasa. Apabila memiliki anak, mereka juga rentan terkena kekerasan kedua orang tuanya yang sebenarnya belum memiliki kesiapan berumah tangga. Di sisi lain, kekerasan dalam rumah tangga juga dapat berujung pada perceraian.

Baca Juga:

2. Perceraian

Memiliki keluarga yang harmonis merupakan impian semua orang. Namun pada kenyataannya tidak mudah untuk mewujudkan kebahagiaan tersebut, karena terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhinya. Diantaranya seperti belum matangnya usia, mental, finansial, perselingkuhan, terbatasnya akses pengetahuan dan kekerasan dalam rumah tangga dapat menyebabkan anak muda yang sudah menikah rentan mengalami perceraian.

Dengan usia yang masih muda, pikiran dan mentalnya masih belum siap, sehingga dapat membuat mereka melakukan faktor-faktor yang menyebabkan perceraian dan menghadapi berbagai permasalahan dalam rumah tangga. Sehingga menurut mereka perceraian dapat menjadi akibat dari perbuatan dan mungkin jalan yang dapat ditempuh untuk mengatasi persoalan tersebut. Padahal pernikahan merupakan sebuah ikatan sakral.

Perceraian juga berdampak luas karena selain berdampak psikis terhadap anak dan keluarga, perceraian juga berdampak terhadap rusaknya tatanan sosial, memberi contoh tidak baik bagi pasangan lain, seakan-akan perceraian satu-satunya jalan ketika keluarga dihadapkan pada masalah dalam rumah tangga.

3. Masalah Ekonomi

Menikah di usia muda tidak menjamin seseorang sudah stabil secara perekonomian.Anak muda yang seharusnya masih sekolah atau mengembangkan karir namun sudah menikah bukan tidak mungkin akan mengalami kesulitan secara ekonomi. Hal ini karena mereka belum memiliki pekerjaan yang tetap dan mampu menopang kehidupan keluarga. Oleh karena itu, tidak atau belum stabilnya kondisi perekonomian setelah menikah dapat menimbulkan berbagai masalah nantinya.

Hal ini menyebabkan kebutuhan primer dalam keluarga menjadi tidak terpenuhi. Kemudian hak-hak anak seperti pendidikan yang layak, makanan bergizi dan tubuh yang sehat juga berpotensi tidak terpenuhi. Selain itu, masalah ekonomi yang demikian juga dapat berpotensi menyebabkan masalah lain seperti masalah kesehatan, pola asuh yang buruk dan bahkan penelantaran anak.

4. Masalah Kesehatan Keluarga

Menikah di usia muda juga menyebabkan dampak serius di aspek kesehatan fisik dan mental. Organ reproduksi cenderung belum siap apabila seseorang menikah di usia muda. Sehingga terkadang orang yang hamil di usia muda perlu di monitoring secara maksimal agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti keguguran dan baby blues kepada ibu dan stunting atau kekerasan bayi.

Belum lagi mental yang belum sepenuhnya siap untuk menikah akan menyebabkan berbagai masalah di kemudian hari. Diantaranya seperti trauma, depresi dan kekerasan yang pada akhirnya dapat berujung ke perceraian.

Baca Juga:

5. Pola Asuh yang Buruk

Pola asuh yang buruk pada anak juga berisiko terjadi pada pasangan yang memutuskan menikah muda. Hal ini berkaitan dengan faktor-faktor sebelumnya seperti kekerasan, perceraian, masalah ekonomi dan masalah kesehatan. Semua itu akan memberi pengaruh buruk terhadap anak, sehingga anak berisiko mengalami trauma, stres, terganggu proses tumbuh kembangnya fisik dan mentalnya.

Dari pemaparan di atas maka dapat diketahui bahwa menikah muda juga dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, tak hanya ke pasangan itu sendiri namun juga ke anak, keluarga bahkan masyarakat. Oleh karena itu, menikah tak hanya perkara cinta, namun juga perlu memperhatikan faktor-faktor lainnya. Harapannya agar dapat menciptakan lingkungan keluarga yang bahagia dan sehat agar tatanan sosial pun aman.

Baca Juga: 6 Tanda Yellow Flag dalam Pernikahan, Peringatan Dini Dari Ancaman Terbesar Rumah Tangga!

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.