Siapa Sangka, 6 Takhayul Ini Benar-benar Ada di Jepang!


Ilustrasi takhayul di Jepang (koridor.co.id)

Menurut KBBI, takhayul ialah sesuatu yang hanya dalam khayal belaka atau kepercayaan terhadap sesuatu yag dianggap ada atau sakti tapi tidak benar-benar sakti.

Takhayul sendiri berkembang secara meluas sesuai dengan kebiasaan dan kebudayaan dari masyarakat yang mendiami suatu tempat tertentu.

Di dunia ini terdapat banyak contoh takhayul yang tersebar dan sangat familiar di telinga seperti angka 13 dan angka 4 yang dianggap angka sial sehingga banyak bangunan yang sengaja melewatkan nomor tersebut atau seekor kucing hitam yang dianggap pembawa sial.

Begitupun sama halnya di sebuah tempat tertentu, misalnya Jepang. Negara matahari terbit yang terkenal dengan kecanggihan dan orang-orang berintelijensi tinggi ini juga tidak luput dari kepercayaan-kepercayaan bersifat takhayul yang masih dipercayai oleh sebagian masyarakatnya hingga kini.

Berikut informasi selengkapnya mengenai apa-apa saja takhayul di negara Jepang.

1. Posisikan sapu dengan benar

Benda yang satu ini sudah tidak asing digunakan ketika kegiatan beres-beres dan bersih-bersih sedang dilaksanakan.

Ada banyak beragam sapu yang cukup mudah ditemukan seperti sapu ijuk yang biasanya digunakan untuk membersihkan bagian interior maupun teras rumah, sapu lidi untuk halaman luar rumah, sapu jerami, sapu plastik, dan lain sebagainya.

Namun ketika berada di Jepang, sapu akan memiliki kesan tersendiri yang dikemas dalam bentuk takhayul.

Orang Jepang percaya ketika meletakkan sapu dengan cara terbalik atau gagang sapu digunakan sebagai penopang untuk berdiri, maka itu akan mengartikan bahwa sang empunya rumah tidak suka pada tamu yang sedang bertandang sehingga berharap mereka segera angkat kaki dari kediamannya.

Terlebih lagi, bagi para pebisnis Jepang biasanya harus memperhatikan detail ini supaya para pelanggan tidak pergi.

Baca Juga:

2. Bantal dapat mendatangkan kematian

Mungkin pembahasan pada poin ini cukup membuat bulu roma merinding lantaran hanya karena sebuah bantal saja bisa membuat jiwa terlepas seutuhnya dari raga.

Takhayul yang ada pada bantal bukanlah bersifat kepemilikan atau seakan-akan melarang keberadaan bantal di keseharian masyarakat Jepang, akan tetapi lebih kepada pengaturan letak dan posisinya yang mesti diperhatikan.

Menempatkan bantal ke arah utara merupakan sebuah acuan bagi orang Jepang untuk membaringkan seorang mayat.

Oleh karena itu, jika seseorang yang masih hidup di dunia meletakkan bantal yang serupa dengan posisi di acara pemakaman, maka hal itu akan membuat sebuah takhayul berupa kesialan di dalam hidupnya.

3. Kucing mampu sebagai peramal cuaca

Ada apa dengan hewan yang dinamakan ‘neko’ dalam bahasa Jepang ini?

Ternayata, orang Jepang meyakini sebuah takhayul bahwa hewan yang memiliki kemampuan untuk menarik perhatian orang lain dengan cara mengeong ini dapat memprediksi hujan yang akan turun di keesokan hari.

Ada banyak hipotesis yang membuktikan takhayul ini, karena kemungkinan seekor kucing bisa merasakan kelembaban udara sebelum hujan tiba yang menyebabkan kumisnya basah sehingga aktivitasnya yang sedang mengusap-usap kumis menandakan dirinya senantiasa untuk tetap kering.

4. Keberuntungan dan daun teh

Teh bukanlah sesuatu yang dirasa aneh dan asing bagi masyarakat di negeri asal Doraemon ini. Selain kaya akan beragam varian tehnya seperti matcha, sencha ryokucha, gobocha, kombucha, hojicha, dan gyokuro, kebudayaan yang melekat dari teh juga menjadi sebuah tradisi upacara di Jepang.

Chado merupakan tradisi minum teh hijau atau matcha dengan melahirkan empat prinsip, yaitu harmoni (wa), kei (menghormati), sei (kesucian), dan jaku (ketenangan).

Seorang tuan rumah memiliki tanggungjawab dalam menyiapkan situasi yang nyaman dan berkesan untuk tamu yang sedang bertandang dalam upacara minum teh sembari memperhatikan kerapihan lukisan dinding, tatanan bunga, dan letak mangkuk keramik.

Penyajian teh biasanya dilakukan dengan metode yang cukup hikmat beserta serangkaian proses-prosesnya. Jika mendapatkan daun teh yang mengambang atau terlihat berdiri tegak di atas permukaan setelah dituang dari teko keramik, maka orang yang memiliki cangkir teh itu akan mendapatkan keberuntungan.

Perlu diketahui, orang Jepang merasa bahwa daun teh yang mengambang merupakan kejadian yang langka, sehingga bagi siapa pun yang mendapatkan momen tersebut akan diklaim mendapatkan keberuntungan.

5. Perhatikan jadwal bersih-bersih

Rasa-rasanya, sesuatu yang bertautan dengan kebersihan bukanlah hal yang tabu baik bagi masyarakat dunia maupun masyarakat Jepang sendiri.

Berawal dari ajaran Zen Buddishm sejak abad ke-12 dan tradisi di dalam Shinto yang menjunjung kebersihan merupakan kemurnian hidup ini membuat warga negaranya tetap sadar dengan yang namanya kebersihan lingkungan sehingga kebiasaan itu tetap turun-temurun dari generasi ke generasi.

Namun, ada kalanya orang Jepang urung untuk membersihkan rumahnya di Hari Tahun Baru. Karena menurut kepercayaan Shinto, hari tersebut ialah salah satu hari suci di dalam setahun dan hari untuk menyambut para dewa dan dewi.

Baca Juga:

6. Hubungan bersin dan mulut orang lain

Takhayul yang satu ini sangat populer di Jepang dengan beberapa aturannya.

Jika seseorang yang bersin sebanyak sekali, maka ada orang lain yang sedang membicarakan dirinya. Dua kali bersin berarti ada orang yang mengatakan hal-hal buruk terhadap dirinya. Dan jika sampai tiga kali berturut-turut, berarti menandakan ada seseorang yang baru saja jatuh cinta pada dirinya.

Itulah keenam takhayul dari negara yang masyhur oleh ikon Gunung Fuji ini. Semoga bermanfaat.

Baca Juga: 7 Lukisan Horor ini Seakan Memiliki Nyawa, Bisa Bergerak Sendiri!


Emperor