Belajar dari Gus Dur Melalui 7 Mutiara Hikmah Penuh Makna
Ingat Gus Dur yang bernama lengkap Abdurrahman Wahid yang pernah menjabat sebagai presiden Republik Indonesia keempat menggantikan BJ. Habibie. Sebagai putra kiai Wahid Hasyim dan cucu pendiri Nahdatul Ulama, beliau memiliki karomah dan ilmu yang mumpuni. Keimanan dan ketakwaan tidak perlu diragukan lagi. Bahkan beberapa ucapannya yang dianggap sebagai guyonan, justru menjadi sebuah kenyataan.
Guyonan yang penuh makna bisa dipelajari dari ucapan dan perilakunya yang kadang nyleneh. Sebagai penggemar dan penikmat guyonan Gus Dur, penulis menemukan 7 mutiara hikmah penuh makna dari Gus Dur untuk dipelajari dan direnungkan. Perenungan mutiara hikmah diharapkan memperdalam keimanan kita.
Apa sajakah kata mutiara yang penuh hikmah tersebut. Simak penjelasan berikut ini.
1. Terus berkarya dan bekerja
Menyesali nasib tidak akan mengubah keadaan. Terus berkarya dan bekerjalah yang membuat kita berharga.
Menyesal itu perlu. Menyesal atas perbuatan buruk itu wajib agar tidak mengulang perbuatan hina yang telah dilakukan. Namun, menyesali nasib berkepanjangan itu yang tidak boleh. Mengapa kita mendapatkan musibah? Mengapa dia tidak menjadi jodohku? Mengapa aku sulit mendapatkan pekerjaan?
Menghadapi keadaan dan nasib seperti itu, janganlah berpikir negatif. Instrospeksi diri dan terus lakukan perubahan.
Berlaku dan berpikir positif. Terus berkarya dan bekerjalah. Dengan terus berkarya dan bekerja memubat kita berharga. Kalau kita diam saja dan tidak bekerja, kita tak dihargai. Untuk itulah jangan menyesali nasib dan teruslah berkarya.
Baca Juga:
2. Memaafkan orang lain
Memaafkan tidak akan mengubah masa lalu, tetapi memberi ruang besar untuk masa depan.
Maafkanlah kesalahan orang lain yang berbuat tidak baik pada kita. Janganlah dipendam dalam dada sebab hanya menimbulkan dendam. Membuat hati terasa sakit. Move on saja dan lupakanlah. Jangan dipikir berat. Lupakan dan maafkanlah sebab memaafkan memang tidak mengubah masa lalu tetapi memberi ruang besar untuk masa depan.
Memang masa lalu yang menyakitkan tidak bisa dihilangkan. Lupakanlah dan tataplah masa depan. Dengan memaafkan orang lain dan meninggalkan dendam, memberi ketenangan bagi kita di masa depan. Bahkan orang lain mendukung kita. Membuat luka sembuh dan tidak ada sakit lagi.
3. Memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya
Memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya. Merendahkan dan menistakan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya.
Manusia itu makhluk yang mulia sebab memiliki akal. Allah menciptakan manusia dengan bentuk yang paling sempurna. Namun, masalah kecantikan, ketampanan, kekayaan dan keterampilan berbeda. Perbedaan itu tidak lantas membuat manusia merendahkan orang lain.
Contoh sederhana saja. Seseorang memiliki cacat fisik. Beberapa manusia akan merendahkan dan menistakan. Itu tidak boleh terjadi. Mengapa? Karena bagaimana pun itu ciptaan Tuhan. Mengapa tidak kita muliakan sebab seburuk apa pun itu ciptaan Tuhan. Kalau semua diciptakan kaya semua maka siklus hidup dunia tidak terjadi.
Untuk itulah diciptakan manusia yang berbeda demi keberlangsungan siklus kehidupan di dunia ini. Mari muliakanlah sesama manusia, sebab itu sama dengan memuliakan penciptanya.
4. Polisi yang jujur
Di negeri ini hanya ada 3 polisi yang jujur. Pertama, polisi patung. Kedua, polisi tidur. Ketiga, polisi Hoegeng (mantan Kapolri Hoegeng Iman Santoso).
Kritik Gus Dur terhadap kepolisian negara Indonesia sangat menohok. Apalagi saat ini banyak kasus yang melibatkan oknum anggota kepolisian. Sesuatu yang negatif tentang polisi membuat Gus Dur, mengritiknya terutama masalah kejujuran.
Menurut Gus Dur ada tiga polisi yang jujur yaitu polisi patung, polisi tidur dan polisi Hoegeng. Polisi patung tidak bisa bicara, tidak bisa bergerak, tidak berbohong. Sama dengan polisi tidur yang mengejutkan pengendara agar tidak balapan. Namun, kadang justru membuat kecelakaan karena tidurnya ketinggian.
Sementara polisi Hoegeng sebagai mantan kapolri yang hingga purna tidak memiliki harta. Hoegeng menolak segala bentuk gratifikasi dan menjaga kejujurannya hingga tiada. Inilah yang wajib diteladani para polisi kini di negara ini. Semoga para polisi bisa berlaku jujur dalam hidupnya.
5. Bersabarlah
Sabar itu nggak ada batasnya, kalau ada batasnya berarti enggak sabar.
Banyak orang mengatakan sabar itu ada batasnya. Namun, Gus Dur mengatakan sabar itu tidak ada batasnya. Memang hidup perlu kesabaran. Kesabaran menghadapi berbagai macam cobaan. Jangan berlaku tidak sabar. Menghadapi berbagai macam masalah, sabarlah. Karena segala sesuatu ada akhirnya. Setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Setiap masalah pasti ada penyelesaian. Untuk itu bersabarlah.
6. Perpustakaan
Perpustakaan adalah tempat untuk memenuhi dahaga pengetahuan.
Perpustakaan terdiri banyak bahan pustaka. Banyak bahan-bahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketika seorang haus ilmu silakan datang saja ke perpustakaan. Sama seperti ketika saya sekolah yang dahaga ilmu pengetahuan. Setiap istirahat saya ke perpustakaan untuk membaca. Banyak pengetahuan yang saya peroleh. Sehingga pas jika dikatakan pespustakaan gudang ilmu pengetahuan.
Baca Juga:
7. Humor dan lelucon menyehatkan
Dengan lelucon, kita bisa sejenak melupakan kesulitan hidup. Dengan humor, pikiran kita menjadi lebih sehat.
Lelucon yang kita ikuti dan kita alami bisa sejenak melupakan kesulitan hidup. Lihat saja ketika kita melihat tontonan yang menghibur dan berisi lelucon membuat kita tertawa. Saat tertawa kita bisa melupakan peraoalan hidup sejenak. Belum lagi humor-humor pendidikan. Pikiran menjadi sehat. Bagaimana tudak sehat? Kita tertawa dan tersenyum membuat muka seolah senam dan menjadikan syaraf-syaraf lebih kendor dan nikmat. Sungguh menyehatkan.
Demikian 7 mutiara hikmah penuh makna dari Gus Dur. Semoga bermanfaat dan terima kasih.
Baca Juga: 7 Mutiara Hikmah dari Soeharto, Mantan Presiden Republik Indonesia
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.