Di zaman sekarang, penggunaan media sosial dengan gawai ponsel cerdas di kalangan anak-anak sudah tidak asing lagi, bahkan anak di bawah umur atau balita. Berbagai platform media sosial yang menyediakan konten-konten video pendek, seperti Tiktok, Instagram, Facebook, YouTube, membuat anak-anak sangat senang menghabiskan waktu di depan layar selama berjam-jam.
Akibatnya, anak-anak yang sudah terlanjur kecanduan menonton video pendek di media sosial sulit untuk berkonsentrasi atau memusatkan perhatian pada pembelajaran, dan tidak dapat mengingat informasi dengan detail.
Melansir informasi dari berbagai sumber, Badan Pusat Statistik (BPS) telah mencatat bahwa di tahun 2024 ini telah terdapat 33,44% pengguna smartphone pada kalangan anak usia dini di Indonesia. Dari persentase tersebut, 25,5% pengguna balita, dan 52,76% anak usia 5-6 tahun. Angka tersebut menunjukkan bahwa terdapat potensi yang cukup besar bagi anak-anak yang mengalami gangguan belajar dan dampak negatif emosional akibat pengaruh penggunaan gadget, terutama pada konten media sosial yang mereka nikmati setiap hari.
Survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia menyebutkan bahwa 71,3% anak-anak usia sekolah aktif menggunakan smartphone untuk mengakses internet dalam rentang waktu yang cukup lama. Sebagian besar dari jumlah persentase tersebut diperbolehkan untuk memainkan smartphone untuk kegiatan di luar pembelajaran.
Mereka menggunakannya untuk bermain game, berinteraksi di media sosial, dan menonton video hiburan di platform penyedia layanan tersebut. Hal ini tidak jarang mengakibatkan berbagai masalah pada kognitif anak, mulai dari konsentrasi, mengingat, dan menganalisis. Juga pada aspek lainnya, seperti gangguan tidur, masalah sosial, hingga gangguan emosional anak.
Pengaruh negatif video pendek
Mengutip informasi dari berbagai sumber di internet, platform media sosial Tiktok menjadi penyedia layanan video pendek yang paling populer hingga saat ini. Diikuti dengan YouTube Shorts dan Instagram Reels, ketiganya memiliki konsep penyajian konten yang hampir mirip.
Pengguna dapat melihat konten-konten yang mereka sukai tanpa perlu memasukkan kueri di kolom pencarian secara manual. Dengan algoritma yang dimiliki platform tersebut, pengguna dapat menemukan konten kesukaannya hanya dengan sekali geser pada layar smartphone-nya. Berikut pengaruh negatif dari video pendek pada anak.
1. Anak tidak mampu memusatkan perhatian
Reels, Shorts, maupun video di Tiktok dirancang secara khusus untuk menarik perhatian penggunanya dalam waktu yang singkat. Selain itu, platform tersebut memiliki algoritma yang dapat membaca jenis-jenis konten yang disukai oleh masing-masing pengguna. Platform dapat membaca kegemaran tersebut melalui input kueri dari kolom pencarian, like video, dan subscribe atau langganan pada saluran akun yang mereka ikuti.
Dengan kecepatan informasi konten yang menghibur dalam waktu singkat, pengguna dapat menggeser layar secara terus menerus, bahkan tanpa sadar dengan waktu-waktu yang terbuang. Konten-konten dengan durasi yang singkat membuat kemampuan otak dalam memahami sesuatu menjadi terbatas hanya beberapa menit.
Dengan kata lain, ini akan mengurangi kemampuan penggunanya, terutama anak-anak, untuk memperhatikan penjelasan yang panjang, atau membaca paragraf-paragraf di buku yang terdiri dari beberapa halaman.
Baca Juga:
2. Anak menjadi kecanduan
Hal yang paling dikhawatirkan oleh orang tua dari dampak negatif penggunaan smartphone pada anak usia dini adalah kecanduan. Video pendek yang ada di tayangan platform media sosial mampu memicu dopamin, yaitu hormon yang dapat memunculkan rasa senang. Saat anak terus-terusan merasa puas dari konten tersebut, otak akan menjadi candu. Akibatnya, banyak waktu produktif yang terbuang sia-sia hanya untuk memandangi smartphone.
Tidak hanya untuk anak-anak, kecanduan bisa saja menjangkiti orang dewasa. Terkadang, konten-konten yang ada di media sosial juga mengandung unsur kedewasaan, membuat sebagian orang dewasa tidak mampu untuk mengendalikan hawa nafsunya. Oleh karena itu, patut diwaspadai penggunaan smartphone dalam mengakses media sosial, terutama saat menonton video-video pendek.
Cara Mengatasi Dampak Negatif Kecanduan Konten Video Pendek
Bagi pengguna yang sudah kecanduan menonton video pendek di depan layar smartphone, butuh waktu yang cukup lama untuk mengobatinya. Di bawah ini ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi dampak negatif yang disebabkan oleh kegiatan menonton short video yang berlebihan.
1. Mengatur batas waktu menonton
Menetapkan batas-batas waktu untuk menonton mungkin dapat membantu mengurangi porsi kecanduan konten-konten dari media sosial. Akan tetapi, hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan kebijakan ini di rumah adalah konsistensi dan teladan dari orang tua. Apabila orang tua sendiri tidak mampu melepaskan diri dari gawai, anak pun tidak akan bisa.
2. Menyaring konten-konten edukatif
Sebagai warganet yang budiman, tentunya kita harus tahu mana konten yang bermuatan negatif dan mana yang positif. Konten-konten yang memiliki muatan pornografi, kekerasan, dan penyimpangan norma, akan mendorong anak untuk melakukan tindakan serupa. Oleh karena itu, orang tua dapat dengan bijak mengatur preferensi konten yang ada di media sosial anak seperti YouTube atau TikTok.
3. Melibatkan anak dengan kesibukan yang positif dan produktif
Seringkali orang tua lalai dengan kebutuhan anak akan aktivitas yang ada di luar rumah. Karena saking sibuknya bekerja, anak dibiarkan sendiri dengan gawai tanpa memperhatikan konten apa yang mereka konsumsi. Akibatnya, anak menjadi malas beraktivitas, bernalar rendah, dan memiliki pergaulan yang sempit.
Solusinya, Anda dapat mengajak anak dengan kegiatan-kegiatan yang positif dan produktif. Anda dapat memanfaatkan halaman depan rumah untuk berkebun bersama anak. Atau, Anda dapat mengajak anak untuk membuat karya seni, mengamati jenis tumbuhan, dan aktivitas lainnya yang dapat menambah wawasan buah hati.
Baca Juga:
4. Rajin-rajinlah berkomunikasi dengan anak
Anak yang kurang perhatian dan kasih sayang dari orang tua akan mencari dunianya sendiri untuk berbagi keluh kesah, bercerita, dan mencari jawaban-jawaban yang menumpuk di pikirannya. Tanpa bimbingan yang benar dari orang tua, anak bisa saja terpengaruh pergaulan bebas yang ada di dunia maya. Tentu hal ini menjadi kekhawatiran besar bagi kebanyakan kita.
Oleh karena itu, jangan lupa untuk menyempatkan waktu dalam satu hari untuk mengobrol dan menghangatkan batin dengan anak-anak. Hal yang perlu diketahui oleh orang tua adalah, bahwa memberikan waktu berbincang dengan anak adalah suatu kewajiban, yaitu hak anak yang harus dipenuhi oleh orang tua sebagai nafkah batin mereka.
Nah, demikian ulasan lengkap mengenai risiko penggunaan gadget, konsumsi konten video pendek di media sosial yang berlebihan, serta cara mengatasi dan mencegah kecanduan gadget pada anak. Semoga bermanfaat.
Baca Juga: Viral Istilah Open Marriage di Media Sosial, Begini Penjelasan dan Bahayanya!
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.