5 Burung Paling Berbahaya di Dunia, Nomor 1 Ada di Indonesia!

Jika berbicara tentang burung, maka semua orang pasti akan sepakat bahwa sayap dan kemampuan dalam menjelajahi udara merupakan hal yang paling dominan sebagai identitas utamanya. Walaupun pada kenyataannya, tidak semua burung juga memiliki dua dari kategori ciri khas tersebut.
Selain itu, hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar) ini menawarkan manfaat yang baik dalam sebuah ekosistem kehidupan seperti menjadi sumber protein bagi manusia, pengendali populasi serangga, penyerbuk sejumlah tanaman, dan penyebar biji-bijian.
Di balik keberadaan burung yang mampu menghibur dengan segala perlaku dan gerak-geriknya, ternyata sebagian dari jenis spesiesnya termasuk ke dalam kategori berbahaya, sehingga tingkat kewaspadaan saat menghadapinya harus lebih dikencangkan.
Seperti apa jenis-jenis burung paling berbahaya di dunia tersebut? Simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.
1. Burung Kasuari

Sebagai salah satu burung yang tergolong tidak dapat terbang (ratites), kasuari memiliki sejumlah ciri yang dapat dikenali, yaitu memiliki tanduk setinggi 18 cm sebagai pelindung kepala, tinggi tubuh mencapai sekitar 150-180 cm sehingga menjadikannya ke dalam daftar burung tertinggi ketiga di dunia, memiliki cakar tajam sepanjang 12 cm, kaki panjang berotot, leher berwarna biru neon, dan bulu berwarna hitam dengan tekstur keras.
Selain itu, keamampuan hewan endemik Papua, Papua Nugini, Maluku, dan Australia yang mendiami hutan tropis ini terbilang cukup mengesankan, yaitu dapat berlari dengan kecepatan mencapai 50 km/jam.
Walaupun tampilan luarnya cukup menggemaskan, kasuari dinobatkan sebagai burung paling berbahaya di dunia.
Cakar tajam dan panjang dari burung terberat kedua di dunia ini dapat dikatakan fatal bagi siapa saja yang mengganggunya, bahkan bisa berakhir pada kematian.
Meski terkesan berbahaya dan menakutkan, burung kasuari ternyata masuk ke dalam cakupan hewan yang terancam punah dengan sisa populasi sebesar 20-25% dari habitat awal, sehingga penciptaan taman nasional dan penangkaran diharapkan membantu mendongkrak penyebarannya.
Adapun penyebab kematian burung kasuari biasanya terjadi karena beberapa kondisi seperti ditabrak kendaraan, diserang anjing, dan fragmentasi habitat.
Baca Juga:
2. Burung Emu

Australia merupakan habitat asli dari burung yang memiliki ciri fisik seperti burung unta, yaitu berbadan besar, tubuh tinggi, kaki panjang, bulu lembut berwarna cokelat, dan sayap berukuran kecil.
Walau sayap burung emu tidak berfungsi untuk terbang, tapi kemampuannya berlari dengan kecepatan 50 km/jam memang patut diacungi jempol.
Selain itu, burung yang hidup di lingkungan terbuka seperti padang rumput atau daerah semi-gurun ini bisa dibilang cukup berbahaya, karena serangan kaki dan cakarnya mampu menimbulkan luka yang serius.
Meski berada di alam liar, burung emu menghadapi bayang-bayang kepunahan dari ancaman perburuan dan penggundulan, sehingga upaya konservasi harus semakin digalakkan.
3. Burung Hering Berjanggut

Tidak seperti burung-burung yang memakan biji atau buah-buahan pada umumnya, hering berjanggut dikenal sebagai satu-satunya spesies burung yang mengandalkan tulang sebagai sumber makanan utamanya.
Selain itu, burung yang dapat dijumpai di daerah pegunungan Eropa, Afrika, dan Asia ini memiliki sejumlah karakteristik fisik seperti bulu jingga kemerah-merahan, rentang sayap sepanjang tiga meter, dan ciri khas berupa janggut hitam.
Meskipun sejauh ini belum ada laporan mengenai serangannya terhadap manusia, burung yang dikenal juga dengan nama lammergeier ini cukup diantisipasi sebagai hewan yang berbahaya karena mampu mengangkat mangsanya ke udara dan menjatuhkannya sampai dipastikan tidak bernyawa.
Burung hering berjanggut termasuk ke dalam populasi yang cukup stabil, tapi statusnya tetap diawasi dari ancaman fragmentasi habitat dan perburuan.
4. Burung Unta

Menyandang status sebagai burung terbesar di dunia ternyata tidak membuat hewan dengan ciri fisik seperti memiliki tinggi hampir tiga meter, berat antara 100-200 kg, dan mata seukuran bola biliar ini terkesan kesulitan dalam bergerak. Pasalnya, burung unta sangat lihai dalam berlari hingga mampu mencapai kecepatan 70 km/jam atau setara kecepatan motor sekuter listrik 100cc.
Selain itu, burung yang hidup di wilayah semi-gurun Afrika ini mempunyai sejumlah fakta unik seperti menyantap kerikil untuk membantu pencernaan, sayap pendeknya digunakan sebagai kemudi saat sedang berlari, serta merendahkan kepala dan lehernya ke tanah sebagai pertanda bahaya yang akan datang.
Adapun sisi bahaya dari burung pemakan tumbuh-tumbuhan (herbivora) ini ialah kaki panjangnya yang dilengkapi cakar-cakar tajam mampu meremukkan tulang. Bahkan, tendangan kuatnya seakan sebuah senjata ampuh untuk mengusir dan membunuh para musuh.
Baca Juga:
5. Burung Hantu Bertanduk

Sebenarnya, salah satu predator di malam hari ini tidak memiliki sebuah tanduk yang biasa dikenal dengan tekstur padat dan keras, melainkan janggut melenting di atas kepalanya yang seakan-akan menyerupai sepasang tanduk.
Adapun dilihat dari sisi bahayanya, burung yang memiliki tubuh berukuran besar ini mampu melukai manusia jika merasa terancam. Bahkan, cengkeramannya dapat mencapai kekuatan hingga 500 psi dan menyebabkan cedera yang cukup serius.
Itulah kelima burung paling berbahaya di dunia yang mampu meramaikan keanekaragaman hayati di bumi ini sekaligus penyemarak ilmu pengetahuan dalam dunia fauna.
Baca Juga: 9 Fakta Unik Burung Cendrawasih, Hewan Surga Khas Papua
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.