Pendidikan

13 Gaya Kepemimpinan Dalam Organisasi, Mana yang Lebih Efektif di Era Digital?

Setiap organisasi, besar maupun tim kecil, memerlukan seseorang yang mampu memimpin dan mengarahkan.

Setiap pemimpin dalam organisasi memiliki gayanya sendiri-sendiri. Dalam praktiknya, ada berbagai gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan, dan setiap gaya memiliki kelebihan serta kekurangannya.

Seorang pemimpin harus bertanggung jawab, bisa berpikir dengan tenang, sabar dan inovatif. Selain itu, pemimpin juga harus kreatif dan penuh dengan energi positif. Ditambah dengan kejujuran, kemampuan komunikasi dan pengambilan keputusan yang baik, setiap orang bisa menjadi pemimpin yang bisa menjadi teladan. Ada banyak gaya kepemimpinan dalam organisasi, berikut ulasannya.

1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian

Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.

Dalam tipe ini, pemimpin bertindak diktaktor pada bawahannya. Cenderung melakukan pemaksaan dalam menggerakkan kelompoknya. Disini kewajiban dari bawahan adalah untuk mengikuti dan menjalankan perintah. Tak boleh ada saran dan bantahan dari bawahan. Mereka diharuskan patuh dan setia secara mutlak kepada pemimpinnya. Kendali penuh ada pada pemimpin (bersifat satu arah).

Baca Juga:

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic

Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.

Gaya kepemimpinan demokratis adalah kebalikan dari pemimpin otoriter. Di sini pemimpin ikut berbaur dan berada ditengah-tengah anggotanya. Hubungan yang tercipta juga tidaklah kaku seperti majikan dengan bawahan, melainkan seperti saudara sendiri. Pemimpin selalu memperhatikan kebutuhan kelompoknya dan mempertimbangkan kesanggupan kelompok dalam mengerjakan tugas. Pemimpin juga mau menerima masukan dan saran dari bawahannya.

3. Gaya kepemimpinan bebas (liberal)

Pemimpin jenis ini hanya terlibat dalam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.

Dalam tipe ini, pemimpin tidak memberikan instruksi dan perintah, mereka membiarkan bawahannya untuk berbuat sekehendaknya. Tak ada kontrol dan koreksi. Tentu saja dalam kepemimpinan inisangatlah mudah terjadi kekacauan dan bentrokan. Pemimpin tak menjalankan perannya dengan baik.

4. Tipe Pseudo-demokratis

Tipe ini disebut juga semi demokratis. Pemimpin yang bertipe pseudo-demokratis hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis.

Misalnya jika ia mempunyai ide-ide, pikiran, atau konsep yang ingin diterapkan di organisasinya, maka hal tersebut akan dibicarakan dan dimusyawarahkan dengan bawahannya. Tetapi situasi diatur dan diciptakan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak agar menerima ide atau pikiran tersebut sebagai keputusan bersama.

Pemimpin ini menganut demokrasi semu dan lebih mengarah kepada kegiatan pemimpin yang otoriter dalam bentuk yang halus, samar-samar, dan yang mungkin dilaksanakan tanpa disadari bahwa tindakan itu bukan tindakan pimpinan yang demokratis

5. Gaya Kepemimpinan Birokrasi (Bureaucratic)

Gaya kepemimpinan birokratis lebih mementingkan untuk mengikuti aturan atau protokol yang ada secara konsisten, daripada kreativitas. Gaya kepemimpinan seperti ini biasanya melekat di sistem pemerintahan.

Gaya kepemimpinan yang satu ini akan selalu memprioritaskan aturan, prosedur, dan struktur organisasi yang jelas. Gaya ini efektif untuk pekerjaan yang membutuhkan kepatuhan tinggi, meski berisiko bisa menghambat kreativitas.

Keuntungan gaya kepemimpinan birokratis ini bisa membantu menghasilkan keluaran dan kualitas yang konsisten dan terarah, sesuai dengan keinginan daru pimpinan.

6. Gaya Kepemimpinan Karismatik (Charismatic)

Pemimpin dengan gaya kepemimpinan karismatik ini memiliki kemampuan untuk menginspirasi dan mempengaruhi tindakan orang lain, gaya kepemimpinan ini memungkinkan pemimpin untuk mengemukakan ide-ide, visi dan menciptakan suasana yang kegembiraan terhadap anggotanya.

Pemimpin seperti ini sangat baik untuk mendorong kreativitas dan pengambilan keputusan ke depan. Hal lain yang menguntungkan dari gaya kepimimpinan karismatik adalah meningkatnya kesetiaan, kreativitas dan skill masing-masing anggotanya. Karena setiap anggota menjadi pemimpin diri mereka sendiri.

Baca Juga:

7. Gaya kepemimpinan Transaksional

Seseorang dengan gaya kepemimpinan transaksional berfokus pada aturan atau kontrak kerja yang telah disetujui pihak karyawan. Bawahan juga tidak bisa memberikan masukan atau kritik terhadap kinerja divisi tersebut karena pemimpin ini sangat berorientasi pada pencapaian target.

Pemimpin menetapkan tujuan dan ekspektasi yang jelas, dan anggota tim diberi imbalan (seperti bonus atau promosi) atas pencapaian mereka. Jika ada kegagalan, ada konsekuensi yang jelas. Gaya ini sering digunakan dalam lingkungan yang sangat terstruktur, seperti militer atau perusahaan besar dengan target kinerja yang ketat. Ini bisa sangat efektif dalam mencapai tujuan jangka pendek, tetapi mungkin tidak menginspirasi inovasi atau pertumbuhan jangka panjang.

8. Gaya kepemimpinan delegatif

Kepemimpinan ini memberikan kebebasan secara mutlak bagi anggota untuk mencapai tujuan dengan cara mereka masing-masing.

Pemimpin cenderung membiarkan keputusan dibuat oleh siapa saja dalam kelompok sehingga terkadang membuat semangat kerja tim pada umumnya menjadi rendah. Jenis kepemimpinan ini akan sangat merugikan apabila para anggota belum cukup matang dalam melaksanakan tanggung jawabnya dan memiliki motivasi tinggi terhadap pekerjaan.

Dengan menerapkan kepemimpinan delegatif, para pemimpin perusahaan dapat memberikan wewenang kepada anggotanya dalam mengambil keputusan. Akan tetapi, gaya kepemimpinan ini memiliki kelemahan, yaitu kecenderungan antar anggotanya untuk saling menyalahkan keputusan yang sudah disepakati jika terdapat kendala.

9. Gaya kepemimpinan transformasional

Gaya kepemimpinan transformasional berhubungan erat dengan perubahan dari dalam diri pemimpin maupun para anggotanya. Tipe kepemimpinan ini mampu memotivasi para anggotanya untuk mengerjakan sesuatu dengan melampaui apa yang telah ditargetkan.

Pemimpin transformasional memiliki visi yang kuat, bertindak sebagai panutan, dan mendorong anggota tim untuk berpikir kreatif dan melihat gambaran besar. Gaya ini menciptakan lingkungan yang positif, di mana anggota tim merasa terinspirasi untuk bekerja melampaui ekspektasi.

Pemimpin transformasional sering kali menjadi mentor dan pelatih yang membantu anggota tim berkembang. Gaya ini sangat efektif dalam memimpin perubahan dan inovasi dalam sebuah organisasi.

10. Gaya kepemimpinan visioner

Sesuai namanya, pemimpin visioner mampu memberikan ide dan rencana yang dapat dimanfaatkan untuk masa depan organisasi. Bahkan ide dan rencana ini belum pernah terpikirkan oleh pihak lainnya.

Tipe kepemimpinan visioner memiliki gaya kepemimpinan yang berani ambil risiko, mau mendengar masukan, serta bertanggung jawab. Bahkan pemimpin visioner juga berani untuk mendengar kritikan terhadapnya. Ketika kamu mendapatkan pemimpin dengan gaya kepemimpinan ini, jangan aneh jika akan sering diajak untuk melakukan training dan meeting agar kemampuan semakin meningkat.

11. Gaya kepemimpinan adaptif

Pemimpin ini fleksibel dalam menghadapi perubahan dan tantangan. Mereka mampu mengidentifikasi solusi baru dan mendorong tim untuk beradaptasi dengan situasi yang dinamis.

Gaya kepemimpinan yang satu ini sangat dibutuhkan di masa-masa sekarang, ketika perubahan sering terjadi seiring dengan berkembangnya teknologi.

12. Gaya kepemimpinan situasional

Kepemimpinan situasional adalah kepemimpinan yang menyesuaikan pendekatan dengan kondisi atau situasi yang ada. Dalam model kepemimpinan ini, pemimpin mengubah cara mereka memimpin berdasarkan tingkat kesiapan, keterampilan, atau kesiapan anggota tim dalam melakukan tugas yang diberikan.

Baca Juga:

13. Gaya Kepemimpinan melayani

Gaya kepemimpinan melayani atau servant leadership menempatkan kebutuhan anggota tim di atas kebutuhan pemimpin. Pemimpin selalu melayani, mendukung, dan memberdayakan anggota tim mereka. Mereka mendengarkan dengan empati, membangun komunitas, dan membantu setiap individu untuk tumbuh baik secara profesional maupun pribadi.

Gaya ini menciptakan lingkungan yang sangat kolaboratif dan suportif. Pemimpin pelayan percaya bahwa dengan membantu orang lain berhasil, mereka juga akan mencapai kesuksesan.

Itulah beberapa gaya kepimpinan dalam organisasi. Tidak ada gaya kepemimpinan yang secara inheren lebih baik dari yang lain. Pemimpin yang sukses sering kali mampu beradaptasi dan menggunakan kombinasi dari berbagai gaya, tergantung pada situasi, tugas yang dihadapi, dan anggota timnya.

Baca Juga: 6 Karakter Kepemimpinan Yang Bisa Dibentuk Melalui Puasa Ramadan

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button