Setelah Pending Karena Pilpres 2024, Film Kupu-kupu Kertas Akhirnya Tayang Lagi!
Film Kupu-Kupu Kertas akan dirilis ulang di bioskop Indonesia pada 26 September 2024. Mulanya film ini dijadwalkan tayang serentak pada 7 Februari 2024. Namun, sinema tersebut sempat ditarik dari peredaran karena membawa tema sensitif dan menjelang pemilihan presiden saat itu.
Diproduksi oleh Denny Siregar Production bekerja sama dengan Maxima Picture, dan disutradarai oleh Emil Heradi. Film ini mengusung tema thriller dan romantis dengan latar belakang konflik ideologi pada tahun 1965 di Banyuwangi, Jawa Timur.
Pemeran utama Film Kupu-kupu Kertas
- Amanda Manopo sebagai Ning:
- Chicco Kurniawan sebagai Ihsan
- Iwa K sebagai Prakoso
- Reza Arap Oktovian sebagai Busok:
- Samo Rafael sebagai Rasjid
- Ayu Laksmi sebagai Sulastri
- Fajar Nugra sebagai Zul
Baca Juga:
Sinopsis Film Kupu-kupu Kertas
Film Kupu-kupi kertas berlatar belakang kehidupan di Banyuwangi pada tahun 1965, saat organisasi Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Nahdlatul Ulama (NU) mengalami ketegangan akibat perebutan lahan. Di tengah situasi yang memanas, Ihsan, seorang pemuda dari keluarga NU, jatuh cinta pada Ning, seorang gadis dari keluarga simpatisan PKI.
Hubungan mereka tidak berjalan mulus karena perbedaan ideologi yang tajam antara kedua keluarga. Ayah Ning, Prakoso, yang ambisius dan tidak segan menggunakan kekerasan, semakin memperkeruh keadaan dengan tindakannya yang brutal. Konflik ini memuncak ketika Prakoso dan rekannya, Busok, menyerang kakak Ihsan, Rasjid, yang berujung pada perkelahian berdarah.
Di tengah konflik yang semakin memanas, Ihsan dan Ning harus menghadapi dilema besar, yaitu mempertahankan cinta mereka atau mengikuti kehendak keluarga yang tidak merestui hubungan mereka.
Baca Juga:
Ulasan dari Film Kupu-kupu Kertas
Film ini berhasil menggambarkan suasana desa di Banyuwangi pada tahun 1965 dengan sangat baik. Kualitas visual yang ditampilkan membuat penonton seolah-olah dibawa kembali ke masa lalu. Pengambilan gambar yang apik berhasil menonjolkan keindahan pemandangan Banyuwangi.
Namun, alur cerita film ini terlalu cepat dan terburu-buru. Beberapa karakter dan latar belakang mereka tidak dijelaskan secara rinci, sehingga penonton harus menerka-nerka sendiri alasan di balik tindakan mereka.
Kisah cinta antara Ihsan dan Ning yang seharusnya menjadi fokus utama malah terasa lebih sebagai cerita sampingan. Konflik ideologi antara Ansor dan PKI lebih dominan dalam cerita.
Film Kupu-Kupu Kertas tidak hanya menyuguhkan kisah cinta yang romantis, tetapi juga memberikan gambaran tentang peristiwa sejarah yang kelam di Indonesia. Dengan latar belakang yang kuat dan akting yang memukau dari para pemerannya, film ini diharapkan dapat memberikan edukasi sekaligus hiburan bagi penontonnya
Baca Juga: Review Film Never Let Go, Kisah Perjuangan Seorang Ibu Melindungi Anaknya di Tengah Hutan,