Opini

Makna Peringatan Hari Kartini di Era Modern, Membedah Peran Perempuan Dalam Pembangunan Bangsa

RA Kartini adalah pioner dari perjuangan perempuan Indonesia. Kartini adalah pelopor perjuangan panjang bagi emansipasi wanita di Indonesia. Kartini dengan gigih memperjuangan agar perempuan diperlakukan sama seperti kaum laki-laki.

Gaung peringatan Kartini pasti ada setiap tahun, tetapi apakah semangat Kartini yamg sebenarnya sudah dapat diterapkan dalam semua bidang? Faktanya masih banyak kejadian yang menyasar kepada perempuan seperti kekerasan, diskriminasi, perdagangan, eksploitas dan lain-lain.

Hari Kartini tidak cukup hanya menjadi sebatas acara seremonial saja, tetapi bagaimana memaknai semangat perjuangan Kartini untuk diterapkan sebagai pemicu agar emansipasi dan kesetaraan gender tersebut bisa diterapkan dengan sebaik-baiknya, dan dijalankan dalam semua bidang baik politik, ekonomi, sosial maupun budaya.

Berikut beberapa makna peringatan Hari Kartini di era modern.

1. Kartini merupakan sosok modern dari masa lalu

Dengan segala kontribusinya pada emansipasi wanita di Indonesia, Kartini dapat dikatakan sebagai sosok modern yang berasal dari masa lalu, sosok dan kisahnya pantas dikenang dan diketahui oleh perempuan-perempuan Indonesia.

Kecerdasan dan keberanian Kartini menjadikannya sebagai sosok perempuan yang disegani dan dihormati. Hasil pemikiran, perlawanan, dan perjuangannya di masa lalu tak lekang oleh waktu.

Kartini adalah pengguna teknologi komunikasi informasi pada zamannya. Ia pelanggan produk teknologi komunikasi informasi saat itu, yaitu menjadi pembaca setia surat kabar terbitan Semarang, De Locomotief. Dia juga membaca majalah wanita Belanda, De Hollandsche Lelie.

Dia juga orang yang tak segan berinteraksi dengan berbagai pihak untuk berdiskusi dan bertukar pikiran tentang berbagai hal. Dia berkirim surat kepada para sahabat penanya, tentang kebudayaan, kehidupan perempuan, pendidikan, dan juga agama. Beberapa sahabat penanya, seperti Tuan dan Nyonya JH Abendanon, serta Estelle alias Stella Zeehandelaar, cukup intensif memberikan tanggapan atas pemikiran, keluhan, dan juga curhat Kartini.

Baca Juga:

2. Menjadi wanita modern yang berkualitas

Tidak sedikit perempuan berpandangan bahwa adaptif dengan gaya hidup hedonis, materialistis merupakan “ciri perempuan modern” atau ciri wanita yang emansipatif. Memaknai perempuan moden yang dicita-citakan Kartini tentu bukan demikian.

Kartini bukan memperjuangkan hedonisme, budaya materialistis, konsumtif, gaya hidup serba wah, namun memperjuangkan perempuan harus berkualitas, berpendidikan, perempuan harus terus berkarya, bernovasi, perempuan harus partisipatif dalam berbagai bidang, agar dapat menyumbangkan manfaat besar bagi keluarga, bangsa dan negara.

3. Wanita tidak lagi sekedar di ‘dapur’

Dulunya, kaum perempuan kerap mengalami penindasan secara fisik dan mental, serta dipandang sebelah mata karena status sosialnya yang dianggap rendah. Namun berkat Kartini, perempuan masa kini bisa mendapat kesetaraan untuk bebas berkarya, mengutarakan mimpinya, mewujudkan ide-ide kreatifnya, menyalurkan bakat, membuat gerakan, menyuarakan hasil pemikirannya yang bermanfaat dalam segala bidang.

Perempuan dapat melawan stereotip di mana perempuan tidak harus berdiam diri di rumah dengan menjadi ibu rumah tangga dan berurusan di dapur. Namun, perempuan juga bisa memperoleh pendidikan, pekerjaan, dan mengejar cita-cita setinggi langit.

Dalam hal pekerjaan, perempuan bisa bekerja dalam berbagai sektor yang beragam di era modern seperti sekarang ini. Saat ini masyarakat sudah tidak asing lagi dengan banyaknya sosok perempuan yang ikut terlibat dalam memajukan perusahaan, hingga sebuah pemerintahan. Kondisi ini menunjukkan bahwa banyak perempuan berkualitas yang bisa bersaing.

Baca Juga:

4. Menulis untuk hidup

Dari perjuangan Kartini ini pula, Kita tahu bahwa perjuangan dapat ditempuh melalui banyak cara. Sebagai generasi yang hidup di era modern kita bisa mengambil contoh dari R.A kartini yang dapat berjuang melui budaya literasi (tulis-menulis). Generasi sekarang harus terbiasa menjadi generasi yang cinta dengan budaya literasi dan mampu mengembangkan kerangka konseptual yang dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Lihat saja, surat-surat yang ditulis oleh Kartini masih dikenang hingga saat ini. Banyak orang mengambil quotes dari tulisan Kartini, untuk dijadikan menjadi sumber motivasi, dan pelajaran hidup. Melalui tulisan yang bermanfaat, kita bisa beramal jariah, dan dikenang karena tulisan kita.

Baca Juga: 8 Kata Mutiara dari RA Kartini Yang Menggugah Semangat Kaum Wanita

Fransisca Dewi

Doyan traveling, dan kuliner

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button