Social & Culture

7 Permainan Anak Tradisional dan Makna Filosofis Yang Tersirat di Dalamnya

Indonesia tak cuma kaya akan wisata alam dan kulinernya. Negara seribu pulau ini juga punya berbagai macam permainan anak tradisional yang sangat seru untuk dimainkan. Namun sayang, keberadaannya hampir punah tergerus zaman. Apalagi dengan munculnya permainan game modern yang membuatnya kian tak mendapat tempat di hati anak-anak.

Zaman boleh berganti, tetapi keberadaan permainan anak tradisional tidak boleh hilang begitu saja. Sebagai generasi penerus bangsa Anda harus berpartisipasi wajib dalam melestarikannya. Caranya dengan memperkenalkan beberapa mainan berikut kepada anak-anak.

1. Bentengan

Mainan tradisional yang pertama ada bentengan. Generasi milenilal pasti sudah tidak asing lagi bukan dengan permainan satu ini? Di mana ada dua tim yang bermain saling berebut menyentuh benteng lawan. Biasanya anak-anak zaman dulu menggunakan pohon atau tiang sebagai benteng mereka. Jika salah satu anggota tim tertangkap maka akan menjadi tawanan musuh. Bisa dibebaskan oleh teman satu timnya. Tentunya ini tidak mudah. Dia harus berhasil memasuki area benteng tanpa pertu terkena tag atau sentuhan dari lawan.

2. Gobak Sodor (Gasingan)

Tidak jauh berbeda dengan bentengan. Pemainan gobak sodor atau biasa dikenal gasingan juga dimainkan oleh dua tim. Bedanya di sini menggunakan lapangan sebagai tempat mainnya. Dua tim tersebut dibagi ke dalam satu penjaga dan satu penyerang. Tim penjaga wajib menghalangi tim penyerang agar tidak bisa melewati garis. Jika ingin menang maka dibutuhkan kecerdikan, kecepatan, dan kerja sama tim yang solid. jika salah satu anggota tim penyerang tersentuh oleh tim penjaga maka dinyatakan keluar dari permainan.

Baca Juga:

3. Egrang

Berbeda dengan bentengan dan gobak sodor yang membutuhkan kerja sama tim. Egrang hanya dimainkan oleh satu orang menggunakan tongkat bambu panjang yang ada pijakan kakinya. Permainan ini tergolong susah karena tidak semua orang mampu memainkannya. Dibutuhkan keseimbangan dan keberanian agar bisa berjalan di atas egrang. Bagi para pemula mungkin akan mengalami kesulitan di awal seperti terjatuh. Namun jika terus berlatih pasti lama kelamaan juga bisa memainkannya.

4. Gasing

Pernah mendengar gasing? Sejenis mainan tradisional dari plastik atau kayu yang dimainkan dengan cara diputar. Permainan ini bisa dilakukan beregu atau individu. Versi kompetitifnya gasing Anda harus memukul gasing lawan hingga berhenti berputar. Cara mainnya cukup mudah. Anda tinggal melemparkan gasing menggunakan teknik tertentu biar bisa berputar lebih lama. Melalui permainan ini anak akan mengerti bagaimana melatih fokus, ketepatan, dan konsentrasi.

5. Congklak

Mainan congklak tidak terlalu populer di kalangan anak laki-laki. Permainan ini lebih sering dimainkan oleh anak perempuan dengan cara satu lawan satu. Alat yang dibutuhkan adalah papan congklak dan sekumpulan biji-bijian. Contonya seperti jagung, kerang, atau biji sawo. Papan congklak sendiri mempunyai 16 lubang. Di mana terdiri dari 14 lubang kecil dan 2 lubang besar di bagian ujungnya. Pemain harus mengambil biji di salah satu lubang kecil lalu memindahkannya secara bergiliran. Siapa yang mendapat biji terbanyak di lubang besarnya maka dialah yang menang.

6. Lompat Tali

Lompat tali adalah salah satu mainan tradisonal paling favorit di kalangan anak perempuan. Terkadang anak laki-laki juga bisa ikut tapi jumlahnya tergolong sedikit. Alat yang digunakan adalah karet yang dirangkai memanjang membentuk sebuah tali. Dalam permainan ini akan dipilih dua pemain untuk memegang ujung talinya. Sementara pemain yang lain harus berhasil melompati tali tersebut tanpa tersangkut. Tinggi tali akan terus bertambah sampai para pemain gagal melompatinya.

7. Petak Umpet

Petak umpet adalah permainan tradisional yang masih tetap eksis sampai sekarang. Meski hanya terkenal di kampung atau daerah pedesaan, setidaknya ada anak-anak yang masih mau melestarikannya. Nantinya akan ada satu pemain yang dipilih sebagai kucing. Tugasnya menutup mata lalu menghitung 1 sampai 10. Jika sudah si kucing tadi harus mencari keberadaan pemain lain yang tengah bersembunyi di suatu tempat.

Baca Juga:

Makna Filosofis di balik permainan tradisional anak-anak

Permainan tradisional pada umumnya dilakukan di suatu ruangan terbuka yang cukup luas, dan melibatkan banyak orang untuk memainkannya. Karena permainan ini biasanya dilakukan secara berkelompok, maka jenis permainan anak tradisional pada umumnya akan mengajarkan anak-anak untuk bisa bersosialisasi dan bergaul dengan teman-teman sebayanya.

Selain itu permainan yang harus dilakukan pun kadang tidak mudah, sehingga anak-anak yang baru pertama kali bermain harus belajar terlebih dahulu. Proses belajar ini juga dapat dijadikan media pembelajaran kesabaran dan ketelatenan bagi anak yang mengajarkan dan keseriusan serta ketekunan bagi anak yang diajarkan. Selain itu permainan tradisional juga mengajarkan berbagai sisi positif, diantaranya:

  1. Permainan anak selalu melahirkan nuansa suka cita.
  2. Keguyuban yang dibangun secara bersama-sama. Artinya demi menjaga permainan dapat berlangsung secara wajar, mereka mengorganisir diri dengan membuat aturan main di antara anak-anak sendiri. Dalam konteks inilah anak-anak mulai belajar mematuhi aturan yang mereka buat sendiri dan disepakati bersama di satu sisi, anak belajar mematuhi aturan bermain secara fairplay. 
  3. Keterampilan anak senantiasa terasah karena anak terkondisi membuat permainan dari berbagai bahan yang telah tersedia di sekitarnya. 
  4. Pemanfaatan bahan–bahan permainan selalu tidak terlepas dari alam. Hal ini melahirkan interaksi antara anak dengan lingkungan sedemikian dekatnya. Kebersamaan dengan alam merupakan bagian terpenting dari proses pengenalan manusia muda terhadap lingkungan hidupnya.
  5. Hubungan yang sedemikian erat akan melahirkan penghayatan terhadap kenyataan hidup manusia. Alam menjadi sesuatu yang dihayati keberadaanya, tak terpisahkan dari kenyataan hidup manusia. Penghayatan inilah yang membentuk cara pandang serta penghayatan akan totalitas cara pandang mengenai hidup ini (kosmologi). 
  6. Permainan tradisional anak juga punya pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan jiwa anak, di antaranya anak dituntut untuk lebih kreatif. Permainan tradisional biasanya dibuat langsung oleh para pemainnya. Mereka menggunakan barang-barang, benda-benda, atau tumbuhan yang ada di sekitar para pemain. Hal itu mendorong mereka untuk lebih kreatif menciptakan alat-alat permainan. 

Itu tadi 7  permainan anak tradisional zaman dulu yang bisa kamu perkenalkan kepada anak-anak di lingkungan tempat tinggal atau keluarga. Memang terlihat sederhana tetapi cukup menyenangkan dan mampu memberikan nilai-nilai penting dalam hidup. Seperti kerja sama, tanggung jawab, kepemimpinan, dan ketangkasan. Dan juga yang paling penting, anak bisa jauh dari HP.

Baca Juga: 6 Permainan Anak Tradisional Menggunakan Sarung, Bukan Cuma Perang Sarung!

 

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button