7 Film Jadul Indonesia Legendaris Dengan Tema Perang Melawan Belanda


Film Jadul Indonesia bertema perang melawan Belanda

Hey, pecinta film jadul! Kalau kamu suka film-film jadul yang penuh aksi dan semangat juang, kamu harus cek daftar film perang melawan Belanda berikut ini.

Film-film jadul Indonesia yang mengangkat tema perang melawan Belanda merupakan karya-karya anak bangsa yang tak hanya menghibur tetapi juga mendidik. Film-film tersebut akan membawa kita ke masa lalu yang penuh dengan perjuangan dan pengorbanan, mengingatkan kita pada harga kemerdekaan yang tidak murah.

Siap-siap buat nostalgia dengan kisah-kisah perjuangan yang bikin merinding. Berikut beberapa film jadul Indonesia legendaris yang bertema perang melawan Belanda. Let’s dive in!

1. Janur Kuning (1979)

Film ini mengisahkan perjuangan rakyat Yogyakarta melawan Belanda selama Agresi Militer II. Film ini mengisahkan perjuangan revolusioner Indonesia dalam serangan enam jam di Yogyakarta pada 1 Maret 1949, yang dipimpin oleh Letkol Suharto, sebagai bentuk perlawanan terhadap tentara Belanda.

Film ini merupakan produksi domestik termahal pada masanya, dengan anggaran sebesar Rp 375 juta. Janur Kuning mendapatkan nominasi dan dua penghargaan khusus di Festival Film Indonesia 1980. Film ini ditayangkan setiap tahun pada 1 Maret antara tahun 1980 dan 1998, namun kemudian dikritik sebagai upaya manipulasi sejarah dan penciptaan kultus dengan Presiden Suharto sebagai pusatnya.

Baca Juga:

2. Serangan Fajar (1981)

Mengambil latar belakang peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, film ini menampilkan perjuangan rakyat dan tentara Indonesia melawan Belanda. Serangan Fajar adalah film perang Indonesia yang dirilis pada tahun 1982, disutradarai oleh Arifin C. Noer dan diproduksi oleh G. Dwipayana.

Serangan Fajar dirilis pada tahun 1982 dan sebelum dirilis, durasinya dipangkas menjadi 120 menit. Film ini mendapat pujian kritis dan dianggap menekankan peran Suharto dalam revolusi, terutama dalam Serangan Umum 1 Maret.

Empat bulan setelah lengsernya Presiden Suharto, Menteri Penerangan Yunus Yosfiah menyatakan bahwa film ini adalah upaya untuk memanipulasi sejarah dan menciptakan kultus dengan Suharto sebagai pusatnya.

Film ini mendapatkan pengakuan kritis dan dianggap sebagai salah satu film perang terbaik di Indonesia.

3. Tjoet Nja’ Dhien (1988)

Tjoet Nja’ Dhien adalah film drama epos biografi sejarah Indonesia yang dirilis pada tahun 1988, disutradarai oleh Eros Djarot. Film ini mengisahkan perjuangan gigih seorang pahlawan wanita Aceh, Cut Nyak Dhien, melawan penjajahan Belanda pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Tokoh Tjoet Nja’ Dhien, diperankan oleh Christine Hakim.

Tjoet Nja’ Dhien dirilis pada 22 Desember 1988 dan mendapat pujian kritis1. Film ini memenangkan sembilan Piala Citra, termasuk Film Terbaik di Festival Film Indonesia 1988. Selain itu, film ini juga diputar di Selection de la Semaine de la Critique di Cannes pada tahun 1989 dan menjadi perwakilan Indonesia untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik di Academy Awards ke-62.

4. November 1828 (1979)

Film ini mengisahkan perjuangan rakyat Jawa yang dipimpin oleh pangeran Diponegoro melawan penjajahan Belanda selama Perang Jawa (1825-1830).

Film November 1828 yang dirilis pada tahun 1979 dan mendapat pujian kritis. Film ini memenangkan tujuh penghargaan di Festival Film Indonesia 1979, termasuk Film Terbaik. Film ini dianggap sebagai salah satu film sejarah terbaik di Indonesia, dengan penggunaan simbolisme yang kuat untuk menggambarkan perbedaan budaya dan perjuangan nasionalisme.

5. Kereta Api Terakhir (1981)

Kereta Api Terakhir adalah film drama sejarah Indonesia yang dirilis pada tahun 1981, disutradarai oleh Mochtar Soemodimedjo dan diproduksi oleh PPFN (Pusat Produksi Film Negara) bekerja sama dengan PJKA (kini PT KAI).

Film ini mengisahkan perjuangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Siliwangi dalam menghadapi pelanggaran Perjanjian Linggarjati oleh Belanda pada tahun 1946.

Film ini memenangkan beberapa penghargaan di Festival Film Indonesia, termasuk penghargaan untuk skenario dan sinematografi. Penggunaan simbolisme dan teknik pengambilan gambar yang kontras membuat film ini menjadi karya yang menonjol dalam sejarah perfilman Indonesia1.

6. Pasukan Berani Mati (1982)

Pasukan Berani Mati adalah film perang Indonesia yang dirilis pada tahun 1982, disutradarai oleh Imam Tantowi dan diproduksi oleh Rapi Films. Film ini mengisahkan perjuangan sekelompok tentara pembebasan Indonesia yang berusaha membalas kematian rekan-rekan mereka yang dibunuh oleh tentara Belanda

Film ini memenangkan beberapa penghargaan di Festival Film Indonesia, termasuk penghargaan untuk skenario dan sinematografi.

Baca Juga:

7. Singa Karawang-Bekasi (1979)

Singa Karawang-Bekasi adalah film sejarah Indonesia yang dirilis pada tahun 1979, disutradarai oleh Alam Surawidjaja. Film ini mengisahkan perjuangan rakyat Indonesia di daerah Karawang dan Bekasi melawan penjajahan Belanda, dengan fokus pada peran penting KH. Noer Alie, seorang ulama dan pejuang kemerdekaan.

Film ini berlatar belakang tahun 1945, ketika Indonesia baru saja memproklamasikan kemerdekaannya. Di daerah Karawang dan Bekasi, KH. Noer Alie memimpin Laskar Hizbullah dalam perlawanan mereka melawan tentara Belanda dan sekutu. Dengan semangat juang yang tinggi, mereka berusaha mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diraih. Film ini menyoroti berbagai strategi gerilya yang digunakan oleh para pejuang serta pengorbanan besar yang mereka lakukan demi tanah air.

Itulah tujuh film jadul Indonesia yang bertema perang melawan Belanda yang legendaris dan wajib kamu tonton. Setiap film menawarkan perspektif yang berbeda tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: Gabungkan Genre Horor dan Komedi, Film Kang Mak From Pee Mak tembus 2 Juta Penonton!

Loading