Bingung Bagaimana Cara Menanggapi Curhatan Orang? Simak 5 Tips Jitu Ini!


Ilustrasi curhat (pixabay.com/ 5598375)

Beberapa orang pasti pernah mendapatkan satu momen diberikan kepercayaan sebagai media atau saluran yang digunakan orang lain untuk membagikan cerita-cerita curahan hati (curhat) mereka, baik secara mendalam ataupun general. Tidak jarang pula, sebagai orang yang dipercaya biasanya akan dituntut menjadi sosok yang penuh wawasan untuk memberikan masukan-masukan bijaksana sehingga menghasilkan solusi yang menenangkan sekaligus melegakan.

Tentu posisi sebagai pendengar curahan hati orang lain ini adalah suatu hal yang bisa dibilang menyenangkan karena mendapatkan posisi yang spesial, eksklusif, dan dihargai dari sudut pandang orang yang mengungkapkan isi hatinya.

Namun menjadi seorang pendengar curhat tidaklah semudah dengan hanya membuka telinga lebar-lebar dan menanggapi seadanya saja, para pendengar harus paham apa-apa saja timbal balik yang akan diberikan, baik dari segi perkataan maupun gerak-gerik tubuh agar si pencerita juga semakin merasa nyaman dengannya.

Maka dari itu, tips-tips di bawah ini setidaknya bisa diterapkan untuk menanggapi curhatan orang. Ini dia!

1. Menanggapi curhatan orang melalui respons dengan empati

Jika menemukan seseorang yang sedang mencurahkan isi hati dan membutuhkan teman untuk didengar, ada baiknya kamu yang dipercaya sebagai pendengar segera mengidentifikasi perasaan yang sedang dialami si pencerita secepat mungkin sembari tetap konsentrasi pada bagaimana jalannya sebuah cerita bisa terjadi. Karena, empati mampu membuatmu masuk ke dalam suasana yang sebenarnya terjadi dari si pencerita apakah yang disampaikan itu berupa kesenangan, kesedihan, ketakutan, kebanggaan, kegelisahan, dan berbagai macam emosi lainnya.

Bahkan tidak sampai di emosi saja, empati secara tak langsung juga mampu mempengaruhi dirimu untuk berimajinasi secara detail pada lingkungan, keadaan, rentang waktu, atau karakter objek-objek yang dibahas dari pencerita, walaupun kamu benar-benar tidak pernah mengalaminya sama sekali di dalam kehidupan.

Dengan begitu, pencerita tidak akan merasa sendirian dan tentu akan merasa nyaman untuk terus mengungkapkan rentetan kronologi kisahnya sampai setuntas-tuntasnya.

Adapun beberapa ungkapan empati yang biasanya terlontar dari mulut pendengar ialah seperti :

‘Aku bisa rasakan itu, pasti sedih sekali ya.’

‘Wah, aku tidak sangka kenapa jadi begitu?’

‘Kok kenapa dia tega banget sama kamu?’

‘Wow! Itu keren banget!’ 

Baca Juga:

2. Pancarkan perasaan melalui tatapan mata

Tentu hal ini sudah tidak perlu didebatkan lagi. Bahkan ketika mengobrol dengan orang yang tidak curhat sekalipun, tatapan mata sangat perlu agar menghargai sang lawan bicara.

Pancaran tatapan mata dari pendengar akan sangat mempengaruhi orang yang sedang mencurahkan ceritanya, karena tentu mereka merasa diperhatikan dan seolah-olah didengar melalui kontak mata yang menyala.

Namun perlu diingat, sebagai pendengar yang budiman, janganlah kamu melakukan tatapan mata seperti melototi si pencerita secara berlebihan hingga membuatnya gugup dan canggung, terus-menerus teralihkan oleh sekitaran tempat bercerita sehingga mengaburkan konsentrasi, serta menatap malas dan lesu si pencerita.

3. Simak dan gali cerita pada saat menanggapi curhatan orang

Dengan cara menyimak merupakan sebuah pertanda dirimu sebagai pendengar telah memahami secara mendalam rincian-rincian kondisi dan situasi dari si pencerita.

Tidak cukup sampai di situ, kamu bisa menggali lagi cerita yang sedang dipaparkan dengan bubuhan ungkapan rasa penasaran seperti ‘terus?’ atau ‘setelah itu?’ agar si pencerita tetap semangat dan leluasa mengungkapkan segalanya karena merasa memang benar-benar sepenuhnya didengar tanpa ada celah sedikit pun.

Setelah menggali cerita, biasanya orang yang didapuk menjadi pendengar akan mampu mengeluarkan kesimpulan berupa opini, nasihat, atau argumen yang berasal dari sudut pandangnya di akhir sesi cerita. Dan, itu pun kalau si pencerita meminta feedback yang dibutuhkan. Jika tidak, sebaiknya cukup didengar saja, karena setiap orang memiliki keterbatasan dan ketidaksiapan dalam mengolah emosinya.

4. Lakukan sentuhan fisik

Untuk kaum hawa, mungkin aktivitas kecil ini terasa mudah dilakukan ketika mendengar sahabat atau teman yang membutuhkan dirimu sebagai tempat curhat. Tak jarang karena terlampau hanyut dalam keadaan yang berasal dari sumber cerita, emosi pun tak bisa terbendung lagi serta begitu tersiar keluar dengan jelas. Dan, respon yang lumrah dilakukan ialah dengan cara merangkul, memeluk kedua telapak tangan, atau menepuk-nepuk pundak si pencerita.

Kegiatan menyentuh fisik ini ternyata memiliki manfaat terhadap orang yang sedang curhat, yaitu seperti mampu mengurangi depresi, meningkatkan hormon oksitosin yang berfungsi untuk meredakan stres, dan menumbuhkan kepercayaan diri.

Lantas, apakah para kaum adam tidak bisa melakukan kegiatan sentuhan fisik ini untuk menanggapi curhatan? Tentu dapat dilakukan. Hanya saja dikarenakan stigma sebagai lelaki yang dikenal kaku, kuat, dan tidak terlalu sensitif membuatnya sedikit canggung sehingga pada akhirnya jarang dilakukan.

Baca Juga:

5. Aktifkan gestur secara intens

Menanggapi curhatan orang atau mendengarkan dengan penuh hikmat, tentu tidak menjadikan dirimu selayaknya patung atau batu saja.

Berikan timbal balik berupa interaksi menggunakan gestur seperti anggukan kepala lembut dan sesekali senyuman tipis ketika menanggapi curhatan orang agar pencerita tidak merasa ragu-ragu untuk mengungkapkan keadaan maupun kisah sebenarnya yang telah dilalui. Dengan begitu, dijamin si pencerita semakin percaya kalau dirimu benar-benar memahami posisi dirinya.

Itulah kelima cara menanggapi curhatan orang. Semoga setelah ini akan semakin banyak orang-orang yang menemukan kejelasan dari apa yang dia rasakan karena menemukan orang yang tepat dan peka terhadap kisah-kisahnya.

Baca Juga: 5 Manfaat Curhat Untuk Kesehatan Mental, Dari Mengurangi Beban Hingga Menjalin Silaturahmi

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.


Like it? Share with your friends!

Emperor