7 Elemen Penting dalam Membangun Hubungan yang Sehat Menurut Psikologi!


Ilustrasi berkomunikasi (pixabay.com/geralt)

Akhir-akhir ini sering terjadi kasus-kasus perceraian, perselingkuhan, dan perselisihan antara kedua belah pihak dalam suatu hubungan, baik hubungan dalam keluarga, hubungan pertemanan, maupun hubungan relasi dengan dunia sekitar.

Perlu disadari dalam membangun suatu hubungan dibutuhkan komunikasi yang efisien, tidak egois dan saling pengertian satu sama lain. Berikut, ada 7 elemen penting dalam membangun hubungan  yang sehat!

1.Kenali karakteristik lawan bicara

Dalam mengenali karakter seseorang memang terlihat sangat mudah apabila saat awal bertemu. Proses awal lah yang menjadi fondasi utama dalam membangun suatu hubungan. Dalam membangun suatu hubungan juga diperlukan untuk mengetahui gerak-gerik yang ditampilkan oleh lawan bicara. “Mengetahui” dalam hal ini bukan berarti kita harus langsung kenal dengan karakter orang lain melainkan sebagai upaya dalam terjalinnya rasa kepercayaan terhadap kedua belah pihak.

Dengan mengenali karakter lawan bicara, kita akan semakin mudah dalam menafsirkan isi konten yang diucapkannya. Semisal lawan bicaramu berperilaku seperti terlihat gelisah, galau, sedih, demotivasi, marah, senang, bahagia, bersemangat, maupun emosi-emosi yang muncul di dalam dirinya akan terlihat secara halus, hal ini yang dapat mempermudah kita sebagai “tempat sandaran”nya dapat menyimpulkan isi perasaan hatinya.

2. Ketahui bagaimana lawan bicaramu merespon pertanyaan kamu

Apabila lawan bicaramu menjawab pernyataan atau pertanyaan yang kamu lontarkan. Maka, posisi kita sebagai “pendengar” sekaligus “pencerita” akan terdapat sekali perbedaannya. Asli, kamu langsung bisa mengetahui bagaimana lawan bicara kamu merespon.

Dalam respon tersebut mungkin ada beberapa kata maupun kalimat yang membuat kita bertanya-tanya, seperti “kenapa lo begitu? tenang aja itu cuma hal sepele aja kok, gak usah dibawa ribet deh”, kalimat seperti itu yang membuat kita menjadi segan untuk bercerita lagi terhadap lawan bicara. Karena adanya respon yang kita tidak ingin diterima tetapi malah diucapkan oleh lawan bicara. Hal seperti ini juga akan berpengaruh terhadap membina hubungan yang komunikatif.

3. Tingkatkan rasa simpati dan empati

Hadirnya simpati dan empati merupakan fundamental utama dalam mengetahui suasana isi hati seseorang termasuk dalam berkomunikasi yang akan berlanjut dalam membangun koneksi yang terikat. Hal ini dikaitkan dengan rasa kepedulian yang tinggi terhadap lawan bicara dalam bercerita maupun merespon suatu pernyataan dan pertanyaan.

Timbulnya rasa simpati dan empati ini dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri seseorang dalam bercerita kepada seseorang yang tepat serta individu yang bercerita akan merasa nyaman terhadap pendengar ceritanya.

4. Hadirnya interaksi yang aktif

Terkait dengan hal di atas yang sudah pasti didampingi oleh adanya interaksi antara satu sama lain. Interaksi ini yang dapat membangun rasa kepercayaan individu ketika ingin menjalin suatu hubungan. Entah dalam menjalin hubungan pertemanan, menjalin hubungan orang tua dengan anak (perkeluargaan), menjalin hubungan antar pasangan (romansa), maupun dengan masyarakat (sosial).

Kehadiran interaksi inilah yang membuat individu merasa senang dalam bersosialisasi dengan orang lain. Karena munculnya rasa emosi positif inilah yang dapat membangun rasa euforia di dalam dirinya yang dapat menyebar ke lingkungannya.

Baca Juga: Dear Istri, Ini 5 Keinginan Suami yang Jarang Diungkapkan, Harus Peka!

5. Dapat menerima pendapat satu sama lain

Terkadang memang sulit dalam menerima pendapat dari orang lain, baik dalam berorganisasi, meminta saran dan masukkan kepada orang tua (untuk sebagian individu yang terlihat sedikit membutuhkan usaha dalam menerima pernyataan dari orang tuanya), serta dalam bertukar pikiran.

Biasanya jika terdapat suatu persoalan yang dirasa membutuhkan atensi dari orang lain, kita pasti akan membutuhkan pendapat dan saran. Apabila pendapat dan saran yang dirasa kurang tepat, maka kita akan sulit untuk berkomunikasi lebih lanjut, karena terjadi penyimpangan dalam memberikan pendapat.

6. Lingkungan yang Suportif dan Positif

Lingkungan yang berperan besar dalam membangun kepribadian seseorang dalam bertindak maupun berperilaku. Apabila individu yang yang tinggal di lingkungan yang sehat, positif, maupun suportif, maka ia akan dapat membangun karakter dirinya dengan baik. Karena lingkungan yang positif dan suportif inilah yang dapat mengapresiasi kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas yang disenanginya.

Apresiasi positif inilah yang akan membangun energi positif yang membawa pengaruh besar terhadap dunia sekitarnya, baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan sosialnya.

7. Dekat secara emosi

Cara efektif apabila ingin dekat secara emosi ialah harus terangkainya rasa kepercayaan diri dalam berkontribusi di suatu lingkungan. Perlu diingat, bahwa dalam menjalin suatu hubungan yang sehat memang memakan waktu entah dalam waktu harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan. Karena balik lagi ke poin satu, untuk mengenali karakter seseorang memang tidak semudah yang kita bayangkan, terdapat lika-liku yang muncul.

Individu yang dekat secara emosi dengan sahabat, teman, kekasih, keluarga, akan merasa aman dan mampu mengembangkan dan meningkatkan potensi dirinya untuk dapat berlanjut ke tahap aktualisasi diri.

Nah itulah 7 elemen penting dalam membangun hubungan yang sehat menurut psikologi. Intinya tidak berlaku egois terhadap lawan bicara.

Baca Juga: 5 Alasan Komunikasi Asertif Penting Dalam Kehidupan Rumah Tangga


Like it? Share with your friends!

Explorer

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *